Indikasi Sabotase CCTV Ditepis Saat Eks Laskar FPI Ditembak Mati

ADVERTISEMENT

Indikasi Sabotase CCTV Ditepis Saat Eks Laskar FPI Ditembak Mati

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 17 Nov 2021 10:50 WIB
Anggota tim penyidik Bareskrim Polri memperagakan adegan saat rekonstruksi kasus penembakan enam anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Karawang, Jawa Barat, Senin (14/12/2020) dini hari. Rekonstruksi tersebut memperagakan 58 adegan kasus penembakan enam anggota laskar FPI di tol Jakarta - Cikampek KM 50 pada Senin (7/12/2020) di empat titik kejadian perkara. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/aww.
Salah satu potret rekonstruksi perkara unlawful killing terhadap anggota Laskar FPI (ANTARA FOTO/Muhamad Ibnu Chazar)
Jakarta -

Persidangan perkara pembunuhan di luar hukum atau yang kerap disebut sebagai unlawful killing terhadap mantan anggota Laskar FPI memasuki babak baru. Sempat terungkap tentang kondisi kamera pemantau atau CCTV di lokasi kejadian. Indikasi sabotase?

Dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) pada Selasa, 16 November 2021, jaksa menghadirkan Yoga Tri Anggoro, yang menjabat Direktur Operasi PT Jasa Marga Tollroad Operator. Dia bertanggung jawab atas operasional layanan Tol Jakarta-Cikampek ketika peristiwa maut itu terjadi, yaitu selepas rest area Km 50.

Yoga mengungkapkan bahwa CCTV di sekitar lokasi mengalami offline atau mati sehari sebelum peristiwa berdarah itu. CCTV yang offline itu disebut dari Km 49 hingga Km 72.

Awalnya Yoga memaparkan bahwa pihaknya memiliki kontrak dengan vendor lain untuk pemeliharaan serta perbaikan CCTV. Yoga mengaku bertanggung jawab terhadap sekitar 123 CCTV dari Km 2 hingga Km 72.

"Apakah CCTV yang ada mulai dari Pintu Gerbang Karawang Barat sampai dengan Km 50 apakah kondisinya waktu itu aktif terkunci atau gimana?" tanya jaksa.

"CCTV pada saat kejadian terkait perkara ini, kami mendapat laporan, jadi laporan kerusakan dari tim kami di area di lapangan Minggu, 6 Desember 2020 pukul 04.40 WIB itu ada laporan bahwa CCTV dari Km 49-72 itu offline. Dalam hal ini, karena kami set 24 jam tampilannya hilang. Itu di hari Minggu, tanggal 6 Desember 2020, jam 04.40 WIB, itu dapat laporan," kata Yoga.

Pada saat itu Yoga mengaku belum tahu penyebab kerusakan tersebut. Namun secara prosedur Yoga membuat laporan kerusakan yang diteruskan ke vendor, yang pada akhirnya CCTV baru selesai diperbaiki pada Senin, 7 Desember 2020, pukul 16.00 WIB.

Yoga mengatakan CCTV secara fisik sebenarnya menyala, tetapi tidak dapat mengirimkan gambar ke layanan penyimpanan atau server yang berada di Bekasi. Namun gambar dari CCTV di gerbang tol bisa dicek karena memiliki data penyimpanan sendiri.

"Offline, dalam hal ini CCTV di lokasi kejadian secara sistem atau fisik on, tapi gambar tidak bisa disampaikan ke server kami di Bekasi sehingga offline," jelas Yoga.

"Ada tidak gambar yang tersimpan di CCTV itu?" tanya jaksa

"Kalau CCTV Km 49-72 tidak ada, tapi di lokasi lain itu ada maupun itu di depan gerbang tol," jawab Yoga lagi.

Pemantauan CCTV di lokasi itu penting karena peristiwa penembakan itu terjadi pada tengah malam pergantian hari antara Minggu, 6 Desember 2020, ke Senin, 7 Desember 2020. Selain itu, lokasi kejadian persis selepas rest area Km 50, tempat CCTV yang mengalami offline dari Km 49 hingga Km 72.

Lantas apa penyebab matinya CCTV itu?

Simak Video: Jejak Calon KSAD Letjen Dudung, Turunkan Baliho FPI-Tangani Covid-19

[Gambas:Video 20detik]





ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT