Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyampaikan kesiapan Jabar dalam mengantisipasi potensi gelombang ketiga COVID-19. Menurutnya, datangnya gelombang ketiga tersebut diprediksi karena adanya libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Kita pernah mengalami itu kan di awal 2021. Tapi kan bedanya dengan dulu enggak ada vaksin. Sekarang, Desember 70% kita kejar vaksin. Sehingga, kalau pun ada (kasus COVID-19), menurut saya secara optimis, kita bisa lebih mengendalikan," kata dia dikutip dari laman CNBC Indonesia, Selasa (16/11/2021).
Kendati demikian hal tersebut bukan berarti dia menyepelekan risiko gelombang ketiga COVID-19. Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat jangan lengah dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tinggal masyarakat jangan euforia karena COVID-nya belum diproklamasikan hilang, (tapi) surut. Ibarat laut, airnya ada, tapi belum kering," terangnya.
"Pas awal-awal kemarin kan kita belum siap dengan kecepatan penularan (virus). Ini harusnya sudah siap. Intinya kami meyakini, kalau pun ada, kondisi Jawa Barat jauh lebih terkendali karena dua kali lebih berpengalaman," lanjutnya.
Di sisi lain, Ridwan Kamil mengungkapkan kendala vaksinasi di Jabar. Dia menyebut kelompok lansia cukup kesulitan untuk mendapatkan vaksin karena mobilitas yang terbatas.
"Jadi kita cari inovasi biar mereka mau. Salah satunya anak-anak sekolah yang sudah disuntik (vaksin) wajib membawa kakek-neneknya. Jadi dirayunya oleh cucunya," paparnya.
Di samping itu, kendala capaian vaksinasi juga terjadi di daerah-daerah terpencil. Sehingga, Pemerintah Provinsi Jabar menyiapkan langkah vaksinasi keliling dan vaksinasi gendong.
"Sekarang harian (vaksinasi) kita itu lebih tinggi, sudah hampir empat ratus ribuan per harinya. Provinsi lain tiga ratus ribu, dua ratus ribu, kita sudah empat ratus ribuan. Jadi Jawa Barat sudah membaik," pungkasnya.
(akd/ega)