Indonesia diketahui memiliki cadangan sumber daya alam (SDA) bauksit mencapai 2,96 miliar ton. Umur cadangan bauksit itu diperkirakan mencapai 92 tahun dengan Kalimantan Tengah sebagai salah satu penghasil sumber daya alam bauksit yang melimpah.
Melihat hal itu, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menekankan pentingnya hilirisasi untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam tersebut. Hal ini agar SDA di Kalteng seperti Bauksit dapat ditingkatkan nilai gunanya sebelum dipasarkan keluar Kalimantan Tengah.
Oleh karenanya, Sugianto mengingatkan seluruh pihak untuk bijak mengelola sumber daya yang ada. Menurutnya, tidak bisa dieksplorasi membabi buta tanpa memperhatikan dampak lingkungan dan nilai manfaat yang dirasakan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah menyurati kementerian terkait, bahwa bahan mentah bauksit per Januari 2022 tidak boleh keluar dari Kalimantan Tengah, bahan mentah harus bisa diolah, minimal barang setengah jadi," tegas Sugianto dalam keterangan tertulis, Minggu (14/11/2021).
Ia menilai langkah penghentian sementara keluarnya sumber daya alam bahan mentah bauksit dari Kalimantan Tengah sangatlah beralasan. Sebab menurutnya, hal ini kurang berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah.
Ia menekankan pentingnya hilirisasi agar dapat berdampak pada perekonomian secara luas, di antaranya penyerapan tenaga kerja serta peningkatan PAD yang dapat dirasakan melalui pembangunan berbagai sektor strategis.
Selain itu, Sugianto menambahkan pihaknya berupaya menjamin iklim usaha, khususnya keamanan berinvestasi di Kalimantan Tengah.
"Kami selalu terbuka kepada semua pihak yang ingin berinvestasi, kami akan memberikan layanan yang cepat dan tepat, namun kami juga tidak akan ragu-ragu untuk bertindak tegas terhadap praktik berusaha yang tidak sesuai dengan ketentuan," jelasnya.
Lebih lanjut, ia berharap dengan upaya seperti ini sumber daya alam di Kalimantan Tengah yang sangat melimpah harus dapat dirasakan oleh seluruh masyarakatnya melalui pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur, sehingga tidak dinikmati oleh segelintir orang saja.
(akd/ega)