Air Surut, Warga Cerita Dugaan Penyebab Banjir di Kalibata Jaksel

Air Surut, Warga Cerita Dugaan Penyebab Banjir di Kalibata Jaksel

Annisa Rizky Fadhila - detikNews
Sabtu, 13 Nov 2021 11:38 WIB
Banjir yang sempat melanda Kalibata Barat II, Jakarta Selatan (Jaksel), Sabtu (13/11) pagi sudah surut. Warga bercerita penyebab banjir kali ini yang melanda Kalibata.
Banjir Kalibata surut, warga bercerita penyebab banjir. (Annisa Rizky Fadhila/detikcom)
Jakarta -

Banjir yang sempat melanda Kalibata Barat II, Jakarta Selatan (Jaksel), pagi ini sudah surut. Warga bercerita penyebab banjir kali ini yang cukup besar melanda Kalibata.

Pantauan detikcom Sabtu (13/11/2021) pukul 09.12 WIB, akses jalan di Kalibata Barat II sudah tidak digenangi air. Warga pun sudah kembali ke rumah dan membereskan sisa banjir tadi malam.

"Sudah surut semalam jam berapa ya, jam 10-an sampai jam 00.00 WIB," ujar salah satu warga, H Apip, saat temui di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apip menyebutkan banjir yang masuk ke rumahnya setinggi lutut. Apip mengaku wilayahnya langganan banjir saat musim hujan tiba.

"Sering ya, cuma semata kaki yang sering (banjirnya). Cuma semalam man lumayan tuh, sebatas lutut, jadi nggak biasa kan. Jadi agak-agak gede kalau segitu," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Apip sempat mengungsi ke salah satu rumah warga. Di sana, dia dan sebagian warga lain menyelamatkan diri hingga menunggu banjir surut. Petugas pun diterjunkan membawa perahu untuk melakukan evakuasi.

Banjir semalam, kata Apip, disebabkan oleh tanah kosong yang dibangun gedung tinggi. Karena pembangunan tersebut, air di kali ikut tersendat dan berimbas ke rumah warga.

"Jadi di depan itu ada tanah kosong yang luas ya. Terus mereka membangun itu, jadi bangunan tinggi gitu. Kan fondasinya saja sampai 1 rumah tingginya. Otomatis kan kalau air kesendat ya imbasnya ke sini, makanya jadi banjir. Makanya pas akhir-akhir ini kalau banjir, waduh.... Ya mau gimana lagi," tutur Apip.

Akibat banjir Jakarta, dia mengaku kontrakan di wilayah tersebut banyak yang kosong. Pasalnya, sebagian warga memilih pindah ke Cianjur dan Karawang lantaran usaha konfeksi mereka.

"Imbasnya ya mayoritas di sini kan kerja konfeksi, pada jahit gitu. Terus banyak yang pindah ke Cianjur, ke Karawang, gitu. Karena banjir kan kontrakan mereka. Jadi mereka pada menetap di sana, usaha mereka kan rata-rata konfeksi," ucap Apip.

Sementara itu, berkaca dari tahun lalu, Kalibata Barat II juga sempat dilanda banjir. Bahkan, sambung Apip, banjir setinggi dada dewasa. Karena itu, dia dan warga lain mengamankan barang-barang berharga.

Apip pun tak bisa berharap banyak lagi. Sebab, setiap memasuki musim hujan, rumahnya selalu kebanjiran. Padahal, kata Apip, dirinya sudah dua kali meninggikan bangunan rumah.

Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:

Dia pun hanya bisa membuat rak-rak guna mengamankan barang. Bahkan dia memilih menggunakan perkakas dari plastik.

"Rumah saya udah ditinggiin dua kali. Kalau ditinggiin lagi, susah ya. Paling kita bikin rak-rak barang gitu buat ngamanin barang. Kalau perkakas paling kita dari plastik sajalah. Kalau yang kayu-kayu udah pada hancur juga," katanya.

Sementara itu, salah satu warga lainnya mengatakan, banjir semalam setinggi 1,5 meter. Sebagian warga memilih menetap di rumah karena masih bisa menyelamatkan diri.

Petugas prasarana dan sarana umum (PPSU) juga menyambangi lokasi. Proses evakuasi banjir berlangsung kurang-lebih dua jam.

"Biasa tuh banjir cuma sebetis. Semalam juga ada tim oranye yang datang buat bantu proses pembersihan. Kurang-lebih dua jam prosesnya," kata warga.

Sementara itu, dia mengaku banjir terakhir kali terjadi tahun lalu. Setelah itu, katanya, banjir di Kalibata Barat II hanya semata kaki.

"Yang terakhir tahun kemarin itu. Setelah tahun baru bulan Maret. Setelah itu tidak ada banjir lagi, baru tadi malam doang. Tadi malam juga ibarat kata nggak besar-besar amat, cuma lewat doang," pungkasnya.

Halaman 3 dari 2
(rfs/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads