Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menepis anggapan program OK OCE tak melampaui target karena baru 2% peserta yang usahanya diberi modal. Menurut Riza, indikator yang menentukan kesuksesan OK OCE bukan sebatas pemberian modal kepada para calon pengusaha.
"Prinsipnya tidak semua harus dimodali, mereka ada dengan modal sendiri, ada dengan patungan, dengan keluarga dan kerabat, tidak semua modal didapat dari pihak ketiga dari perbankan. Mereka bisa survive," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (12/11/2021).
Politikus Gerindra itu menuturkan salah satu kelebihan UMKM adalah bisa bertahan tanpa bergantung permodalan dari bank. Sumber permodalan bisa dicari melalui kerja sama antarpihak maupun dari sumber lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kelebihan UMKM mereka umumnya bisa survive dengan modal yang ada dimiliki nanti terus berkembang," jelasnya.
Baca juga: Proyek-proyek Mercusuar Anies Baswedan |
Riza juga mengklaim DKI sudah melampaui target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 dalam mencetak calon wirausahawan. Tercatat, sudah ada lebih dari 288 ribu UMKM yang sudah terdaftar.
"Justru Pemprov DKI itu, sudah lebih dari 288 ribu, melebihi dari target 200 ribu. Jadi itu sudah di-register UMKM tersebut," ujarnya.
Riza berujar, para pelaku usaha perlu melewati sejumlah tahapan pengembangan usaha hingga bisa mendapatkan modal. Dimulai dari tahap pendaftaran (P1), kemudian tahapan pelatihan (P2), pendampingan (P3), perizinan (P4), pemasaran (P5), pelaporan keuangan (P6), sampai ke akses permodalan (P7).
"Kalau pembiayaan itu ada tahapannya, tentu perbankan punya syarat-syarat nya. Ketika berkembang dengan sendirinya, perbankan akan melihat kalau itu sangat potensial pasti dibantu," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menyoroti program One Kecamatan, One Center of Entrepreneurship atau OK OCE. Gembong menyebut sejak awal program ini hanya untuk lucu-lucuan semata.
"OK OCE itu lucu-lucuan menurut saya," kata Gembong di DPRD DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Selatan, Jumat (12/11/2021).
Merujuk pada laporan dari Dinas UMKM DKI Jakarta per 27 Oktober 2021, Gembong mengungkap jumlah pendaftar wirausahawan baru sebanyak 284.164 ribu. Namun, nyatanya, baru ada 6.000 peserta yang telah mengakses permodalan
Dia kemudian mempertanyakan statement Gubernur DKI Jakarta Anies yang mengklaim target menciptakan 200 ribu UMKM tercapai. Sebagai informasi, target ini tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022.
Jika merujuk data dari Dinas UMKM DKI, target RPJMD baru terealisasikan sebanyak 2 persen. Sebab, hanya ada 2 persen peserta yang mendapatkan modal usaha.
Dia kemudian mempertanyakan statement Gubernur DKI Jakarta Anies yang mengklaim target menciptakan 200 ribu UMKM tercapai. Sebagai informasi, target ini tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022.
Jika merujuk data dari Dinas UMKM DKI, target RPJMD baru terealisasikan sebanyak 2 persen. Sebab, hanya ada 2 persen peserta yang mendapatkan modal usaha.
(taa/knv)