Sebanyak 52,5% responden puas dengan kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berdasarkan hasil survei Median. PDIP DKI Jakarta menilai survei itu adalah perhitungan ilmiah dan tidak mewakili warga Jakarta.
"Kalau survei kita... Kalau survei kan ilmiah, kita nggak bisa mengomentari hasil survei. Karena bagaimanapun juga survei ini ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah juga," kata Ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta, Gembong Warsono kepada wartawan, Senin (15/2/2021).
Survei Median tersebut dilakukan pada 31 Januari-3 Februari 2021. Populasi survei yakni warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih dengan target sampel 400 responden, yang dipilih dengan teknik multistage random sampling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Margin of error survei ini +/- 4,9 %, dengan tingkat kepercayaan 95%. Gembong mengatakan survei yang dilakukan terhadap 400 responden itu tidak bisa mewakili warga Jakarta secara utuh.
"Bagi kami dengan responden 400 belum bisa mewakili suara Jakarta. Kalau bicara responden sekitar 400-an belum juga itu bisa mewakili suara rakyat Jakarta secara utuh. Dari sampling dan metodologi bagaimana kita tidak tahu, karena kalau bicara survei yang menentukan metodologi dari survei itu sendiri," kata Gembong.
Gembong mengatakan tidak ada yang istimewa dari hasil survei itu. Menurutnya program yang dilakukan Anies selama memimpin Ibu Kota tidak ada yang spektakuler.
"Jadi kalau soal Pak Anies sekarang berdasarkan hasil survei itu penilaian katakanlah sekitar 50 sekian persen warga Jakarta puas ya bagi kami ya itu baik-baik saja, nggak ada yang istimewa. Kenapa Jakarta tidak istimewa karena kami merasakan belum ada program yang spektakuler yang disuguhkan kepada warga Jakarta," jelasnya.
Gembong pun memaparkan alasan program Anies yang tidak ada yang spektakuler itu. Dia menyinggung penanganan banjir hingga janji kampanye Anies mengenai rumah DP 0% hingga program OK OCE.
"Saya mau nanya, program spektakuler apa yang sudah disuguhkan kepada warga Jakarta? Kan belum nampak. Misalkan contoh penanganan banjir, mana spektakuler kan nggak ada juga. Misalnya DP 0 rupiah, gebrakannya mana, sampai hari ini nggak kunjung ada hasil yang spektakuler juga sebagai yang dijanjikan ketika kampanye kemarin. Kemudian OK OCE mana juga tidak, belum menampakkan wirausahawan baru sebagaimana yang dijanjikan ketika kampanye kemarin," sebutnya.