Jurnalis TV Korban Begal Pantat di Jaksel Belum Lapor Polisi, Ini Alasannya

Jurnalis TV Korban Begal Pantat di Jaksel Belum Lapor Polisi, Ini Alasannya

Yogi Ernes - detikNews
Rabu, 10 Nov 2021 15:10 WIB
Colour backlit image of the silhouette of a woman with her hands on her head in a gesture of despair. The silhouette is distorted, and the arms elongated, giving an alien-like quality. The image is sinister and foreboding, with an element of horror. It is as if the woman is trying to escape from behind the glass. Horizontal image with copy space.
Ilustrasi pelecehan seksual (Foto: iStock)
Jakarta -

Jurnalis perempuan di sebuah stasiun televisi swasta yang berinisial F menjadi korban pelecehan 'begal pantat' oleh pengamen di sebuah pasar di Kalibata, Jaksel. Namun, sejauh ini korban belum melapor ke polisi.

F mengaku masih ragu melaporkan kasus itu. Korban terkendala melapor ke polisi karena merasa minim saksi.

"Sebenarnya kita sudah konsultasi untuk lapor polisi, cuman kan kita harus punya bukti ya," kata F saat dihubungi detikcom, Rabu (10/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa pelecehan yang menimpa F terjadi pada Selasa (9/11) sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu korban sedang berbelanja di sebuah lapak sayuran.

Dua pengamen kemudian mendekatinya. Korban sempat memberikan isyarat tidak bisa memberikan uang kepada pengamen tersebut sambil berkata 'maaf'.

ADVERTISEMENT

Tidak lama setelah itu, tanpa diduga, salah satu pengamen kemudian meraba pantat F. Sontak F pun kaget dan marah.

"Dia ke sebelah ibu-ibu di sebelah saya tetap ngamen. Terus saya nggak nyangka dia nyolek saya dan pas banget nyoleknya itu nyolek bokong. Dia (nyolek) pakai kencrengan itu," terang F.

Terkait proses hukum dari kasus pelecehan seksual yang menimpanya, F mengaku hari ini suaminya telah datang ke lokasi. F mengatakan saat ini sedang mengumpulkan saksi sebagai salah satu bukti untuk melapor ke polisi.

"Kebetulan suami udah cek ke lokasi mau cari saksi. Cuma tadi di TKP ada yang menyaksikan, tapi bukan saat pelecehan itu, cuma pas saat ribut-ributnya," ujar F.


Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.......

Tonton juga Video: Jurnalis Wanita dan Anaknya Tewas Dalam Ledakan Bom di Yaman

[Gambas:Video 20detik]




Pelaku Malah Sebut Korban 'Gila'

Setelah melakukan aksi cabulnya itu, pelaku lalu pergi meninggalkan korban. F kemudian mengejar pelaku.

Ketika pelaku ditemukan tidak jauh dari lokasi, korban kemudian merekam pelaku dengan handphone-nya. Pelaku justru malah marah-marah dan menyebut korban 'gila'.

"Jadi pertama pas saya coba rekam itu kan dia tepis handphone saya. Saya coba ngelawan dia dan dia tepis lagi, dua kali handphone saya ditepis. Awalnya dia menghindar terus saya dikatai 'udah nggak usah diladeni itu orang gila'. Makanya saya balas 'bapak yang gila'," terang F.

Lebih lanjut F mengaku prihatin, bukan hanya soal pelecehan yang menimpanya. Warga yang ada di pasar tersebut juga tidak ada yang membantu korban.

Warga di sekitar lokasi, kata F, hanya menontonnya saat dia tengah meminta pertanggungjawaban pelaku.

"Jadi ada yang peduli, tapi pedulinya cuman tanya 'kenapa Mbak?'. Nggak ada upaya untuk apa-apa. Jadi di saya orang-orang cuman nontonin aja," ucap F.

Halaman 2 dari 2
(ygs/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads