Nama-nama Pahlawan Nasional 2021 dan Profilnya

Annisa Rizky Fadhila - detikNews
Rabu, 10 Nov 2021 13:25 WIB
Jakarta -

Nama-nama pahlawan penting diketahui untuk mengenang jasa mereka dalam membela tanah air. Dalam rangka Hari Pahlawan, ada empat tokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional dari Presiden Joko Widodo.

Keempat tokoh tersebut dihargai karena perjuangannya dalam mempertahankan negara Indonesia. Tak heran, mereka masuk ke dalam nama-nama pahlawan nasional yang diberi gelar oleh Jokowi.

Lantas, siapa saja nama-nama pahlawan nasional 2021? Berikut deretannya.

Nama-nama Pahlawan Nasional: Sultan Aji Muhammad Idris

Sultan Aji Muhammad Idris masuk dalam daftar nama-nama pahlawan nasional yang ditetapkan tahun ini. Dia merupakan sultan ke-14 di Kerajaan Kutai Kartanegara dan Sultan Kerajaan Kutai Kartanegara yang pertama kali menggunakan nama islami.

Mengutip buku yang berjudul 'Kerajaan-kerajaan nusantara' karya Woro Miswati, berikut profil Sultan Aji Muhammad Idris.

  • Menantu dari Sultan Wajo, Lamaddukelleng
  • Di masa kepemimpinan Sultan Aji Muhammad Idris, nama kerajaan diganti menjadi sebutan kesultanan, yaitu Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
  • Ibu kota Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang awalnya di Kutai Lama dipindahkan ke Pemarangan pada 1732
  • Memerintah dari 1735-1778

Sultan Aji Muhammad Idris masuk dalam nama-nama pahlawan nasional karena berhasil melawan VOC hingga gugur. Dilansir dari laman Kabupaten Kutai Kartanegara, dia membantu mertuanya Lamaddukelleng untuk melawan VOC di Wajo, Sulawesi Selatan. Saat itu pula, pemerintahan dipegang oleh Dewan Perwakilan.

Nama-nama Pahlawan Nasional: Usmar Ismail

Usmar Ismail juga diabadikan dalam nama-nama pahlawan nasional. Lahir di Bukittinggi, 20 Maret 1921, dia merupakan anak kandung dari Datuk Tumenggung Ismail yang merupakan guru sekolah kedokteran di Padang. Sementara ibunya bernama Siti Fatimah.

Mengacu situs Kementerian dan Kebudayaan RI, berikut pendidikan Usmar Ismail:

  • HIS (Sekolah Dasar) di Batusangkar
  • MULO B (SMP) di Simpang Haru, Padang
  • AMS-A (SMA) di Yogyakarta sampai tahun 1941
  • Sarjana Muda Jurusan Film di University of California, Los Angeles (1953) dari beasiswa Yayasan Rockefeller

Dia aktif dalam kegiatan drama dan mengirim karyanya ke berbagai majalah. Bakatnya terus terasah saat bekerja di Keimin Bunka Sidosho, yakni Kantor Besar Pusat Kebudayaan Jepang.

Dia terlibat dalam proyek pementasan drama bersama Arjimin Pane yang merupakan budayawan lain. Bersama kakanya, El Hakim beserta Rosihin Anwar, Cornel Simanjuntak serta H.B Jassin, dia mendirikan kelompok sandiwara 'Maya' pada tahun 1943. Kelompok ini menyajikan sandiwara dengan teknik teater ala Barat, sehingga dianggap sebagai tonggak lahirnya teater modern di Indonesia.

Kini, namanya diabadikan untuk sebuah gedung perfilman, yaitu Pusat Perfilman Usmar Ismail yang terletak di daerah Kuningan, Jakarta. Hal ini sesuai dengan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor D.III-4835/7/75 tanggal 24 Agustus 1975.

Nama-nama Pahlawan Nasional berikutnya ada di halaman selanjutnya.




(imk/imk)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork