Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut membebaskan para menterinya menaikkan elektabilitas menjelang Pilpres 2024. Presiden Jokowi dinilai ingin menjadi seorang 'king maker'.
"Apakah Pak Jokowi bersiap menjadi king maker? Sangat mungkin, karena Pak Jokowi pasti ingin ada orang yang juga pernah bekerja sama dengan dia, bisa melanjutkan apa yang dia lakukan selama ini sebagai presiden," kata Pendiri Kelompok Diskusi Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio (Hensat), kepada detikcom, Selasa (9/11/2021).
Hensat menduga Jokowi menginginkan pembangunan yang telah dilakukan dilanjutkan oleh presiden berikutnya. "Beruntungnya adalah semua calon presiden yang ke saat ini beredar di lembaga survei, termasuk lembaga survei KedaiKOPI, itu pernah bekerja sama dengan Pak Jokowi," tutur Hensat.
Menurut Hensat, dengan bebas 'jual diri', para menteri diminta mengerjakan program-program pemerintah dengan baik dan hasilnya harus baik.
"Tentu saja saat Pak Jokowi menyatakan demikian, Pak Jokowi sudah menyiapkan reward dan punishment juga. Jadi pada saat si menteri terlalu sibuk dengan peningkatan elektabilitas dan popularitas," terang Hensat.
"Tetapi kemudian melupakan kinerjanya dia sebagai menteri, melupakan kinerja visi-misi bagaimana menghasilkan sebuah pekerjaan yang baik. Maka dia harus siap diganti," imbuh dia.
Dalam kesempatan berbeda, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan perlu dipastikan kembali apakah Jokowi benar-benar membebaskan para menterinya 'jual diri'. Jika betul, Adi khawatir akan terjadi hukum rimba.
"Siapa kuat ia yang menang. Ini potensial bikin kabinet bergejolak karena terjadi 'perang saudara' antarmenteri. Saat ini memang terlihat adem, tapi mendekati tahun politik tahun depan, tensi persaingan antarmenteri bisa membara," imbuh Adi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.