Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto sempat turun tangan lantaran rapat paripurna pengesahan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berujung panas akibat interupsi anggota DPR Fraksi PKS, Fahmi Alaydroes, yang diabaikan Ketua DPR Puan Maharani. Utut sempat menghampiri Fahmi usai rapat paripurna hingga berujung PKS meminta maaf dengan segala hormat.
Rapat paripurna tersebut digelar di gedung Nusantara II kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/11/2021). Rapat dipimpin langsung oleh Puan, didampingi para wakil ketua DPR, yakni Sufmi Dasco Ahmad, Rachmat Gobel, dan Lodewijk Paulus.
Saat itu awalnya Puan tengah meminta persetujuan seluruh anggota DPR soal laporan Komisi I DPR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laporan Komisi I DPR RI atas hasil uji kelayakan fit and proper test calon panglima TNI tentang pemberhentian Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan menetapkan Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai calon panglima TNI tersebut dapat disetujui?" kata Puan Maharani.
Lalu di tengah momen penutupan yang dilakukan Puan, tiba-tiba salah satu anggota Dewan mengajukan interupsi. Dia bahkan menyebutkan nomor anggotanya, yakni A432, yang ternyata anggota DPR Fraksi PKS Fahmi Alaydroes.
Saat itu Fahmi bersikeras meminta waktu untuk interupsi. Namun Puan tetap mengabaikan hingga palu diketuk.
Ketika itulah Fahmi berceletuk menyindir Puan Maharani. Dia menyinggung soal capres.
"Bagaimana mau jadi capres," kata Fahmi.
Mendengar hal tersebut, Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto pun geram. Selepas rapat paripurna, Utut bahkan menghampiri meja Fahmi sambil menunjuk-nunjuk. Saat itu tampak perdebatan di antara keduanya.
Utut Buka Suara
Utut Adiyanto lantas menjelaskan tindakannya yang menghampiri Fahmi. Dia menekankan pimpinan sidang Puan Maharani memiliki hak apakah interupsi diterima atau tidak.
"Yang mimpin sidang itu berhak, interupsi diterima atau tidak," ujarnya.
Tak hanya itu, Utut menyebut agenda rapat paripurna tersebut hanya mengesahkan persetujuan DPR terkait calon Panglima TNI. Utut mengatakan interupsi bisa disampaikan di rapat paripurna lain.
"Tadi kan di awal udah dibilang, agendanya tunggal, yaitu masalah laporan Komisi I mengenai panglima TNI, kan sudah. Kan interupsi bisa di tempat lain, supaya kesakralannya bisa terjaga," kata Utut.
Simak selengkapnnya Fahmi meminta maaf di halaman berikutnya.