Suara-suara Penolakan Reuni 212

Suara-suara Penolakan Reuni 212

Tim detikcom - detikNews
Senin, 08 Nov 2021 11:54 WIB
Massa Reuni Akbar Mujahid 212 memutihkan kawasan Monas, Jakarta, Minggu (2/12/2018). Begini penampakannya dari ketinggian.
Ilustrasi Reuni 212 (Rifkianto Nugroho/detikcom)

Suara Penolakan

Rencana Reuni 212 digelar di tengah pandemi Corona ini kemudian mendapat penolakan dari banyak pihak. Legislator PDIP Rahmad Handoyo menyebut kegiatan tersebut tak akan mendapat izin karena mengundang massa dalam jumlah besar.

"Apapun kegiatan baik reuni maupun apa pun yang mengundang masa dalam jumlah besar tentu tidak diizinkan atau lebih tepatnya belum diizinkan. Mengingat mengundang masa dalam jumlah besar tentu potensi pelanggaran prokes (protokol kesehatan) sangat besar dan tentu potensi klaster COVID bisa muncul kembali," kata Rahmad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rahmad mengatakan prioritas utama saat ini adalah meningkatkan kepatuhan terhadap prokes pencegahan Corona. Dia meminta vaksinasi Corona dapat disukseskan.

"Kita harus ingat bulan Juli-Agustus lalu ribuan umat tiap hari umat berguguran karena COVID-19, ini tidak boleh terjadi lagi," ujarnya.

ADVERTISEMENT

PPP menyinggung tujuan Reuni 212. PPP menilai umat Islam harus melihat manfaat dan mudarat berkumpul dalam jumlah besar di tengah pandemi.

"Bagi PPP, rencana PA 212 bereuni di awal Desember itu tidak perlu dipermasalahkan sebagai bagian dari hak berkumpul dan menyampaikan pendapat yang dijamin konstitusi," kata Waketum PPP Arsul Sani.

"PPP yakin bahwa umat Islam ketika menjelang pelaksanaan juga akan melihat 'manfaat dan mudaratnya' dari berkumpulnya banyak orang, utamanya dengan akan melihat situasi pandemi COVID-19 pada saat akan pelaksanaan," sambungnya.

PKS meminta Reuni 212 digelar secara virtual. Menurut PKS, semua pihak harus berhati-hati saat akan membuat kegiatan di tengah pandemi Corona.

"Bisa virtual," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kepada wartawan.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads