Mahasiswi jurusan Hubungan Internasional Universitas Riau (Unri) yang diduga dipeluk dan dicium dosen saat bimbingan skripsi masih trauma. Korban disebut ketakutan.
"Kondisi psikis korban masih trauma dan ketakutan. Saat ini korban masih ketakutan dengar nama pelaku, sehingga tidak bisa beraktivitas," kata kuasa hukum korban dari LBH Pekanbaru, Rian Sibarani, Senin (8/11/2021).
Rian menyebut mahasiswi itu berulang kali mendapat telepon misterius. Dia mengatakan bakal melaporkan kasus ini ke LPSK.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih ada pihak-pihak menghubungi keluarga dan korban pakai nomor baru. Kita akan lapor ke LPSK, minta untuk turun ke Pekanbaru. Kami juga akan laporkan ini ke Kemendikbud, Komnas Perempuan agar turun untuk investigasi mendalam," kata Rian.
Dia berharap kasus ini cepat terungkap. Dia mengatakan LBH Pekanbaru bakal mengawal kasus ini hingga tuntas.
"Kita akan kawal proses pemeriksaan terduga pelaku di kepolisian agar kasus terang dan bisa dipertanggungjawabkan secara hukum atau ke publik," katanya.
Awal Mula Kasus
Kasus ini mencuat usai sebuah video pengakuan seorang mahasiswi soal pelecehan seksual di kampus Unri viral. Mahasiswi tersebut mengaku menjadi korban pelecehan yang diduga dilakukan Dekan FISIP Unri, Syafri Harto.
Wanita dengan wajah yang disamarkan itu mengaku mahasiswi jurusan Hubungan Internasional angkatan 2018 yang sedang bimbingan skripsi. Dia mengaku mengalami pelecehan pada akhir Oktober lalu di lingkungan kampus.
Simak video 'Dugaan Pelecehan Dekan Terhadap Mahasiswi Unri yang Bikin Geger!':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dia mengatakan peristiwa itu terjadi saat dirinya cuma berdua dengan dosen tersebut di dalam ruang dekan. Menurutnya, dosen itu sempat bertanya tentang kegiatannya hingga mengucap 'I love you'.
"Ketika saya ingin salim untuk berpamitan. Langsung beliau genggam bahu saya, mendekatkan badan ke diri saya dan menggenggam kepala saya dengan kedua tangannya dan mencium pipi sebelah kiri dan kening," katanya.
"Saya sangat ketakutan, saya langsung nundukkan kepala saya. Namun kepala saya langsung didongakkan dan berkata 'mana bibir, mana bibir' yang membuat saya sangat terhina dan terkejut," sambungnya. Mahasiswi itu kemudian melaporkan peristiwa itu ke polisi.
Dekan Membantah
Syafri Harto telah membantah dirinya melakukan pelecehan. Dia juga menjelaskan awal mula mahasiswi tersebut datang ke ruangannya.
"19 Oktober LM ini chatting saya. Chatting bilang mau bimbingan dan dia perkenalan," kata Syafri.
Syafri mengaku menanyakan latar belakang mahasiswi itu. Pertanyaan tersebut setelah sang mahasiswi bimbingannya mengaku berasal daerah yang sama, yakni dari Kota Taluk Kuantan.
Dia juga bakal menuntut mahasiswi itu Rp 10 miliar. Selain itu, Syafri telah melaporkan balik mahasiswi tersebut ke polisi.
"Kami melapor untuk mencari kepastian hukum. Kedua ini kan terkait nama baik beliau, ya melindungi hak beliau sebagai warga negara," kata kuasa hukum Syafri, Ronal Regen, di Polda Riau, Sabtu (6/11).