Jakarta -
Jalan RE Martadinata, Pademangan, Jakarta Utara, terendam rob dalam sepekan terakhir. Pemprov DKI Jakarta mengungkap kendala untuk menangani banjir rob di utara Jakarta
Warga di wilayah Pademangan mengeluhkan genangan rob itu selalu muncul setiap hari dalam sepekan terakhir, Minggu (7/11). Banjir rob menggenangi kurang-lebih 300 meter dari persimpangan Jalan Gunung Sahari menuju Jalan RE Martadinata.
Seorang penjual warung di sekitar lokasi bernama Cito menuturkan banjir sudah menggenangi jalan tersebut dalam seminggu ini. Dia menyebut banjir biasanya datang ketika pagi hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Udah seminggu yang lalulah. Pagi pas saya ke pasar tadi jam setengah 6 belum ada air. Pas jam setengah 7 itu udah kegenang kayak gini. Biasanya pagi (banjir)," kata Cito saat ditemui di lokasi.
Cito mengungkapkan ketinggian air bervariasi hingga 50 cm. Menurut dia, rob biasanya surut ketika hari sudah menjelang siang.
"Pernah juga sampai setinggi taman yang di tengah itu. 50 cm. Cepat surut kalau udah siang kalau pompa dinyalain," terang Cito.
Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara menilai rob itu tidak dapat dikendalikan. Pemkot menyebut banjir rob di Pandemangan memang rutin terjadi.
"Memang rutin (rob). Yang nggak bisa di-handle sampai sekarang itu rob," kata Kepala Suku Dinas (Kasudin) Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara (Jakut) Adrian Mara Maulana saat dihubungi detikcom.
Adrian mengatakan kejadian rob dalam sepekan terakhir ini bukan hanya karena air laut pasang, tapi juga karena adanya gerhana bulan. Oleh karena itulah, dia mengatakan air laut tengah mengalami ketinggian.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
"Karena itu kan dari ujung ke ujung itu kan. Kalau rob itu emang rutin kalau pasangnya tinggi saat ini memang lagi tinggi-tingginya. Karena kan bercampur dengan gerhana, nah kita nggak bisa apa-apa," ujar Adrian.
"Dari Priok, Cilincing, Penjaringan, terus semua laut kalau bisa jangan masuk ke darat lagi," imbuhnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Adrian mengatakan pihaknya telah membuka empat pintu air terdekat. Selain itu, aliran air dari Manggarai akan dialihkan ke pintu air Pluit, sehingga tidak terjadi luapan air di sekitar lokasi.
"Ini pintu air sudah saya buka empat-empatnya. Nanti saya koordinasi dengan pusat saya alihkan Manggarai ke Pluit saja, jadi kita buang ke Pluit. Pluit itu kan hanya 180, saya minta 200, jadi bisa nerima air dari sini," tuturnya.
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan pihaknya perlu waktu memindahkan air rob menggunakan pompa. Riza menyebut ada sejumlah titik rendah di wilayah itu.
"Ada beberapa titik yang cukup rendah. Perlu waktu untuk memindahkan air melalui pompa menggunakan alat yang ada. Semua pompa kami kerahkan karena intensitas hujan yang tinggi," kata Riza kepada wartawan.
Politikus Gerindra itu mengatakan Pemprov DKI telah memikirkan solusi mengatasi banjir rob, di antaranya melalui pembuatan tanggul pantai. Meski demikian, permasalahan banjir rob tak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
"Tentu soal banjir rob ini perlu waktu yang cukup ya tidak bisa diselesaikan dalam 1, 2, 3, 4, 5 tahun. Kita perlu punya program yang sudah dilaksanakan sejauh ini, di antaranya adalah pembuatan tanggul di sekitar pantai itu sudah dilaksanakan bertahap dan emang memerlukan waktu untuk kerja sama, kami Pemprov dengan pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR terhadap program pembuatan tanggul," jelasnya.
Pemprov DKI mengupayakan program gerebek lumpur dan menyiapkan polder di sejumlah lokasi. Tujuannya mencegah terjadi banjir akibat cuaca ekstrem.
"Program terkait banjir sudah dilaksanakan, seperti brebek lumpur, pembangunan waduk, situ, embung, normalisasi, dan pengerukan, terus dilakukan. Penyiapan polder-polder, namun yang paling penting dukungan dari masyarakat agar kita bisa terbebas dari potensi banjir akibat intensitas hujan," sebutnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini