Dia mengatakan bahwa baju 'militeristik' seperti itu cuma dipakai di negara-negara otoriter. Yaitu negara-negara yang mengadopsi militerisme.
"Biasanya Parlemen yang pakai baju yang 'militeristik' cuma ada di negara-negara yang otoriter atau fasis misalnya Tiongkok, Kuba dan lain sebagainya. Karena negara-negara itu mengadopsi militerisme ke dalam kehidupan bernegaranya," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya baju hijau army itu aneh jika dipakai oleh anggota parlemen negara demokrasi. Hal ini justru bisa mengesankan bahwa anggota DPR bukan mewakili rakyat.
"Menjadi aneh kalau itu dilakukan di negara demokrasi. Dalam negara demokrasi lazimnya wakil rakyat menampilkan dirinya sebagai representasi yang diwakili (rakyat). Kalau begini kan ada kesan kalau anggota DPR bukan wakili rakyat tapi wakili kelas yang gaya berpakaiannya mereka pakai itu," tuturnya.
(imk/imk)