Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengajak semua kalangan untuk menjaga dan mempertahankan Pancasila sebagai nilai luhur bangsa Indonesia. Menurutnya, Pancasila harus menjadi sumber dan rujukan semua kebijakan di Indonesia.
Hal itu disampaikan LaNyalla saat memberi sambutan dalam penutupan Kongres X Gerakan Pemuda Marhaenis di The Soekarno Center, Istana Mancawarna Tampaksiring, Gianyar, Bali, Jumat (5/11).
"Pancasila adalah way of life yang paling tepat dan sesuai dengan DNA asli bangsa Indonesia. Di berbagai kesempatan sering saya katakan, jika Pancasila kita terapkan dengan benar dan konsekuen, maka negara ini akan menjadi negara yang besar," ungkap LaNyalla dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senator asal Jawa Timur ini menambahkan, jika masyarakat Indonesia melaksanakan Sila Pertama Pancasila dengan konsekuen, akan lahir kualitas manusia yang berketuhanan. Sehingga pribadi-pribadi tersebut tidak mungkin melanggar larangan Tuhan.
"Misalnya saya sebagai muslim, maka jika saya taat beribadah, saya mendirikan sholat dengan benar, pasti saya akan menjauhi atau terhindar dari perbuatan keji dan buruk. Tentu saya sudah seharusnya tidak korupsi dan sejenisnya," sebut LaNyalla.
Menurut LaNyalla dengan kepribadian yang baik, taat agama, Indonesia akan memiliki manusia-manusia yang beradab, serta mempunyai pemahaman yang jernih dan akal sehat. Hal itu, kata LaNyalla, berkaitan dengan Sila Kedua Pancasila karena dengan pikiran jernih, manusia akan menjadi adil terhadap kemanusiaan.
"Kemudian jika Indonesia berisi mayoritas manusia yang taat beragama, adil dalam pikiran dan perbuatan serta beradab, maka Persatuan Indonesia dengan mudah terjadi tanpa paksaan atau tekanan apapun. Inilah Sila Ketiga dari Pancasila," lanjutnya.
Manusia-manusia baik yang bersatu tersebut, sambung LaNyalla, lantas bermusyawarah untuk memilih tokoh-tokoh terbaik bangsa yang bijaksana, untuk kemudian menjadi wakil mereka dalam menjalankan tugas kenegaraan di parlemen dan pemerintahan.
"Itulah Sila Keempat dari Pancasila. Pada akhirnya, karena wakil-wakil rakyat dan mereka yang diberi amanat untuk menjalankan pemerintahan berasal dari tokoh-tokoh hikmat dan bijaksana, tujuan hakiki dari lahirnya bangsa ini, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yang merupakan Sila terakhir dari Pancasila, niscaya akan terwujud," tutur LaNyalla,.
LaNyalla memandang nilai-nilai dari Pancasila semakin ditinggalkan. Ia menilai Pasal-Pasal yang ada di dalam Undang-Undang Dasar, yang telah mengalami 4 kali perubahan di tahun 1999 hingga 2002 lalu tak sejalan dengan Pancasila.
"Kebhinnekaan hanya diwujudkan dengan keberagaman yang semu, melalui acara-acara seremonial. Kemudian kita yang menyebut Negara Kesatuan, ternyata penuh dengan ketimpangan antar wilayah. Ini fakta yang tidak bisa dibantah. Termasuk sistem ekonomi yakni Ekonomi Pancasila dengan asas kekeluargaan dan gotong royong melalui Soko Guru Koperasi, telah berubah menjadi ekonomi liberal kapitalis," urai LaNyalla.
Kini, bagi LaNyalla Pancasila ibarat raga tanpa jiwa. Pancasila menurutnya hanya dibacakan saja di upacara dan peringatan hari kelahiran Pancasila, tanpa dibumikan. Jika mencermati isi amandemen Konstitusi 1 sampai 4, cecar LaNyalla, sudah banyak pasal diubah yang nyaris tidak nyambung lagi dengan nilai-nilai dan butir-butir Pancasila sebagai nilai luhur bangsa.
"Inilah situasi yang disebut oleh sebagian kalangan, bahwa mahasiswa yang menjadi penggerak Reformasi 1998, tidak menyadari, bahwa perubahan konstitusi empat tahap telah kebablasan dan sarat dengan muatan kepentingan para penumpang gelap. Inilah yang menyebabkan tujuan lahirnya negara ini untuk mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia semakin jauh dari harapan," papar LaNyalla.
Manta Ketua Umum PSSI ini menyampaikan DPD RI memperjuangkan adanya Amandemen perubahan ke-5. Hal itu bertujuan agar arah perjalanan bangsa bisa dikoreksi sehingga Indonesia menjadi lebih baik dari sistem tata negara maupun sistem ekonominya.
"DPD RI akan sekuat tenaga memperjuangkan hal itu. Supaya Indonesia lebih berdaulat dan berdikari serta mampu mewujudkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, seperti cita-cita Bung Karno dan para pendiri bangsa," cetus LaNyalla.
(fhs/ega)