Sekjen Kemnaker Ingin CDC Jadi Solusi Masalah Ketenagakerjaan

Sekjen Kemnaker Ingin CDC Jadi Solusi Masalah Ketenagakerjaan

Angga Laraspati - detikNews
Jumat, 05 Nov 2021 10:10 WIB
Kemnaker Ungkap Persoalan Akibat Kurangnya Lapangan Kerja
Foto: Dok. Kemnaker
Jakarta -

Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi mengatakan saat ini banyak persoalan sosial karena kurangnya lapangan pekerjaan. Anwar pun mengakui hal tersebut menjadi tantangan.

"Apalagi banyaknya usia produktif masih menganggur dan belum dapat tersalurkan pada pekerjaan-pekerjaan yang produktif. Ini adalah tantangan buat kita," ucap Anwar dalam keterangan tertulis, Jumat (5/11/2021).

Dalam sambutannya pada acara Diskusi Interaktif Peran Career Development Center (CDC) secara daring dan luring di Yogyakarta, Kamis (4/11) kemarin, Anwar menuturkan jika dilihat mereka yang tidak memiliki pekerjaan bukan tidak memiliki pendidikan. Mereka yang pendidikannya semakin tinggi semakin banyak tidak memiliki pekerjaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedangkan mereka yang memiliki pendidikan rendah banyak mendapatkan pekerjaan, tapi mereka bekerja belum cukup untuk kebutuhan dirinya sendiri atau belum memenuhi kebutuhan yang layak," ujarnya.

Lebih lanjut, Anwar menjabarkan dari riset Bank Dunia tahun 2020 menyimpulkan Indonesia ini memiliki penduduk usia bekerja tetapi tetap berada di bawah garis kemiskinan karena upahnya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

ADVERTISEMENT

Memang ada Upah Minimum Regional (UMR) tapi ada masih ada pekerja di wilayah pedesaan yang mendapatkan upah dibawah Upah Minimum Provinsi (UMP).

"Oleh karena itu bagaimana memenuhi kebutuhan hidup ini adalah satu persoalan sendiri," katanya.

Anwar menyebut jika dilihat dari usia angkatan kerja yang didominasi oleh usia-usia muda, ini adalah sebuah demografi besar dan tentunya berbagai masalah ketenagakerjaan harus betul-betul menyiapkan pasar kerja untuk menampung jumlah angkatan kerja tersebut, serta mengakomodasi perubahan nilai-nilai yang sangat berbeda dari sebelumnya.

"Ini adalah sebuah transisi perubahan nilai terhadap persepsi dalam bekerja dan regulasi yang ada harus betul-betul mengakomodir perubahan ini," imbuh Anwar.

Anwar menambahkan bonus demografi harus sama-sama direspon dengan perubahan demografi dan juga merespon milenial melalui aturan sesuai nilai-nilai angkatan kerja milenial yang saat ini mendominasi dari jumlah persentase demografi kita.

"Dalam arahannya Menaker Ida Fauziyah berharap pusat pasar kerja ini bisa menjadi bagian untuk memberikan solusi agar bonus demografi dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Aria Nugrahadi mengatakan perkembangan teknologi mungkin dapat menghilangkan sebagian jenis pekerjaan, tetapi disisi lain tentu saja memunculkan jenis-jenis pekerjaan yang baru. Itulah tantangan sekaligus peluang yang dihadapi khususnya dalam penempatan tenaga kerja.

Salah satu kunci dalam menanganinya adalah upaya untuk menghubungkan (link and match) dan memandankan antara ketersediaan tenaga kerja dengan kebutuhan dunia kerja.

"Melalui pengelolaan pasar kerja tentu saja akan signifikan perannya dalam link and match ini sebagai tempat pertemuan antara ketersediaan SDM dan kebutuhan dunia kerja," tutur Aria Nugrahadi.

(akd/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads