HNW Puji Putusan Muhammadiyah soal RI sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah

Nurcholis Maarif - detikNews
Kamis, 04 Nov 2021 22:21 WIB
Foto: Jefrie/detikcom
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengapresiasi prinsip Indonesia sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah yang diputuskan Muhammadiyah sejak Muktamar ke-47 pada 2015. Sebab menurutnya itu perlu dipahami secara mendalam oleh kalangan umat Islam dan warga negara lainnya dalam melihat relasi negara dan agama.

Hal itu diungkapkannya dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah dan Aisyiah Jawa Tengah di Aula KH A Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta belum lama ini.

HNW menyatakan prinsip Indonesia sebagai negara Pancasila yang darul ahdi wa syahadah diharapkan menjadi pegangan dalam melanjutkan kiprah sejarah untuk mengisi kemerdekaan. Ini juga untuk meluruskan berbagai penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Misalnya pemberontakan PKI, DI/TII, pemerasan Pancasila menjadi Eka Sila dan Trisila dalam RUU HIP. Lalu ada pengaburan Kamus Sejarah Indonesia yang banyak memasukkan tokoh komunis dan menghilangkan peran tokoh Islam pada fase pembentukan negara Indonesia merdeka beberapa waktu lalu.

"Prinsip Darul Ahdi Wa Syahadah ini sejalan dengan prinsip-prinsip yang disepakati oleh Bapak dan Ibu Bangsa untuk menghadirkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara, NKRI sebagai bentuk Negara serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai Semboyan Negara, yaitu 4 pilar MPR RI," ujar HNW dalam keterangannya, Kamis (4/11/2021).

"Dengan demikian dapat dijadikan panduan melanjutkan peran kesaksian dan kesepakatan, sekaligus meluruskan penyimpangan dari kiblat bangsa yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa. Baik dari nasionalis keagamaan dan nasionalis kebangsaan," imbuhnya.

Diungkapkannya, Darul Ahdi atau 'negara kesepakatan' berarti bahwa kehadiran Indonesia dan segala dasarnya merupakan hasil dari suatu konsensus atau kesepakatan nasional. Indonesia berdiri karena seluruh kemajemukan bangsa, golongan, daerah, kekuatan politik yang bersepakat untuk mendirikan Indonesia.

Sedangkan darul syahadah atau kesaksian adalah negara tempat kita semua mengisi. Artinya, setelah Indonesia merdeka atas kesepakatan atau konsensus nasional, maka seluruh elemen bangsa harus mengisi bangsa ini menjadi negara maju, makmur, adil bermartabat sesuai dengan Pancasila dan tujuan bernegara dalam UUD NRI 1945.

Para tokoh Muhammadiyah seperti KH Mas Mansoer, KH Kahar Muzakkir dan Ki Bagus Hadi Kusumo, Mr Kasman Singodimejo kata HNW bersama tokoh ormas Islam dan orpol Islam lainnya telah berjuang meyakinkan para tokoh bangsa lainnya bahwa peran agama sangat penting bagi Indonesia merdeka.

"Itu disampaikan dan terekam di berbagai rapat penting dalam mendirikan Indonesia, seperti dalam Panitia Sembilan, BPUPK, dan PPKI," ujarnya.

Klik halaman selanjutnya >>>




(ncm/ega)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork