Pagelaran seni dan budaya ditampilkan di Paviliun Indonesia di World Expo 2020 Dubai selain lebih dari 300 produk UMKM hingga 75 forum bisnis. Salah satunya Tari Piasan Muda-mudi Aceh yang memukau pengunjung.
Pantauan detikcom di Paviliun Indonesia, Rabu (3/11/2021), pengunjung kian ramai pada malam itu. Tidak hanya melihat produk-produk yang dipamerkan, mereka juga menyaksikan Tari Piasan Muda-mudi Aceh. Pengunjung yang berlalu lalang juga tampak berhenti melihat tarian itu.
Tari Piasan Muda-mudi Aceh digelar di teras depan Paviliun Indonesia. Fasad depan Paviliun Indonesia diukir dengan motif batik Sekar Jagat. Sedangkan kanopinya bermotif batik Megamendung sehingga pesona Indonesia semakin terasa.
Tari Piasan Muda-mudi Aceh ditampilkan oleh delapan penari yang terdiri atas 6 laki-laki dan 2 perempuan. Mereka menari mengikuti irama musik dan nyanyian yang dimainkan tiga pemain musik.
Tarian dan musik terasa bernuansa riang. Seperti menggambarkan suasana muda-mudi yang sedang bermain dengan rekan-rekannya.
Pengunjung tak ketinggalan mengabadikan penampilan tari itu lewat ponsel maupun kamera. Di akhir tarian, para pengunjung ramai-ramai bertepuk tangan. Setelahnya, penari lanjut menampilkan Tari Saman.
Salah seorang penari Piasan Muda-muda Aceh itu bernama M Syafrizal. Syafrizal mengatakan tarian itu terasa bernuansa riang karena menggambarkan keceriaan anak-anak muda-mudi di Aceh.
"Itu tari muda-mudi, piasan muda-mudi, itu tentang bagaimana anak-anak muda di Aceh bercengkerama, bermain bersama teman-temannya baik dari cewek maupun laki-laki. Walaupun memang di Aceh kita kan syariat Islam, bukan berarti kita tidak boleh mengenal lawan jenis. Hanya saja, kita menjaga etika-etika dan moral-moral kedaerahan Aceh itu sendiri, makanya ada beberapa gerak yang di tari itu tadi memang tidak ada yang bersentuhan," ujarnya.
"Nuansa keceriaan anak-anak muda-mudi di Aceh," imbuhnya.
Syafrizal dan rekan-rekannya menyiapkan penampilan Tari Piasan Muda-mudi itu sekitar 3-4 bulan. Mereka datang langsung dari Aceh.
"Kita langsung dari Aceh. (Sehari-hari) ada di sanggar-sanggar, ada yang kuliah juga, beberapa teman termasuk saya kuliah di ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) Aceh," ujarnya.
"Ada beberapa sanggar, cuma satu kampus, ISBI Aceh," imbuhnya.
Syafrizal mengaku tidak menyangka akan bisa tampil di ajang World Expo 2020 Dubai. Dia menganggap kesempatan ini sebagai rezeki sekaligus mempromosikan budaya Aceh.
"Sebenarnya tidak terbayangkan (bisa tampil di sini), kami anggap ini rezeki dari Yang Kuasa saja, alhamdulillah bisa mempromosikan budaya Aceh, tidak hanya Aceh, bahkan Indonesia juga dipromosikan di sini. Ini menjadi sangat luar biasa," tuturnya.
(idh/knv)