Buntut Bentak dan Pukul Kapolsek Bikin Siswa Diskors Sekolah di Sulut

Round-Up

Buntut Bentak dan Pukul Kapolsek Bikin Siswa Diskors Sekolah di Sulut

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 04 Nov 2021 07:17 WIB
Minahasa -

Kapolsek Toulimambut, Jenner Robinhood Sinaga dibentak dan dipukul oleh 2 pelajar asal Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) berinisial SFS dan AS. Keduanya kini mendapatkan hukuman dari sekolahnya berupa skorsing.

Aksi pemukulan itu dilakukan pada Senin (1/11) di Terminal Tondano, Minahasa. Kedua siswa itu diduga tengah mabuk akibat konsumsi minuman keras (miras).

"Kronologi kejadian sebelum pelajar inisial SFS dan AS membentak Kapolsek, ada pemukulan atau penganiayaan yang dilakukan oleh pelajar tersebut berinisial SFS dan AS pada seorang ibu dan pelajar di terminal," kata Plt Kapolres Minahasa AKBP Tommy Bambang Souissa kepada wartawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AKBP Tommy menjelaskan awalnya Kapolsek sedang mencukur rambut, kemudian ada masyarakat yang datang menyampaikan informasi bahwa terjadi perkelahian antarpelajar. Kapolsek langsung ke lokasi untuk mengamankan pelajar yang berkelahi. Tapi dia tidak terima sehingga membentak dan memukul.

"Pada saat keributan itu terjadi, Pak Kapolsek yang sedang mencukur rambutnya di terminal itu dia dilapori oleh masyarakat di situ bahwa ada keributan di luar. Akhirnya Kapolsek sebagai seorang Polri dia harus melayani dan mengamankan situasi keributan tersebut. Terus dia datang ke situ bermaksud mengamankan. Akan tetapi, pada saat dia hendak menegur, terjadi argumen dari pelaku kepada Kapolsek," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

AKBP Tommy mengatakan, pada saat itu Kapolsek dipukul beberapa kali. Menurutnya, meskipun dipukul, Kapolsek tidak membalas.

Viral pelajar SMA di Minahasa, Sulut bentak Kapolsek. (dok. Istimewa)Foto: Viral pelajar SMA di Minahasa, Sulut bentak dan pukul Kapolsek. (dok. Istimewa)

"Jadi untuk Kapolsek sendiri kena pukul di dada dan belakang kepala. Tidak ada perlawanan dari Kapolsek," imbuh dia.

Pihak Sekolah Buka Suara

Kepala SMK 2 Tondano, Vice Lompoliuw, membenarkan bahwa SFS dan AS adalah pelajar SMK 2 Tondano.

"Anak tersebut memang dia siswa SMK 2 Tondano," kata dia.

Lompoliuw menjelaskan peristiwa itu terjadi di luar jam sekolah karena semua siswa sudah pulang sekolah.

"Tapi, untuk kejadian itu, anak-anak sudah pulang sekolah. Karena mereka kan kelas XII. Jadi sudah pulang sekolah. Terus jam 3 mungkin baru terjadi," pungkasnya.

Sekolah beri hukuman tegas, simak di halaman berikutnya

Hukuman Skorsing

Meski kejadian pemukulan tersebut di luar jam sekolah, tetapi SMK 2 Tondano tetap menghukum SFS dan AS. Keduanya diskorsing selama 1 minggu.

"Walaupun itu memang di luar sekolah, tidak tanggungan kita. Karena tanggungan kita itu di dalam sekolah. Tetapi kami dari pihak sekolah sudah ambil tindakan tersebut melalui kesiswaan dengan wali kelas sudah menindaklanjuti dengan memberikan skorsing kepada anak tersebut selama satu minggu," tutur Lompoliuw.

Lompoliuw memastikan pihak sekolah tidak akan segan-segan memberikan sanksi tegas apabila perbuatan tersebut diulang. Dia berharap hal ini menjadi perhatian bersama.

Sepakat Berdamai

Lompoliuw mengungkapkan proses mediasi antara pelajar dan Kapolsek sudah dilakukan. Menurutnya, kedua belah pihak sepakat berdamai.

"Saya juga bersyukur sudah ada damai untuk kedua belah pihak. Walaupun sudah ada bukti proses perdamaian, yang jelas tindakan sekolah akan memberikan pembinaan kepada anak tersebut, dan memberikan skors selama satu minggu," tuturnya.

Dia berharap, setelah aktivitas belajar di sekolah selesai, siswa langsung pulang ke rumah masing-masing. Menurutnya, insiden ini mencoreng nama baik sekolah.

Kapolsek memaafkan, simak di halaman selanjutnya

Kapolsek Memaafkan

Kapolsek Toulimambot Iptu Jener Robinhoot Sinaga selaku korban pemukulan tidak melanjutkan kasus ke proses hukum. Kapolsek dan pelajar SMK sepakat berdamai.

"Terkait dengan Kapolsek sendiri tadi malam dari keluarga pelaku orang tua pelaku membawa mendampingi keluarga tersebut meminta maaf kepada institusi Polri dan Kapolsek tersebut secara pribadi tadi malam sudah dilaksanakan," kata AKBP Tommy Bambang Souissa.

Sementara itu, Iptu Jener Robinhoot Sinaga mengatakan ikhlas memaafkan perbuatan mereka.

"Karena dia (pelajar) sudah meminta maaf, apa salahnya kita seorang manusia memaafkan, sedangkan Tuhan boleh memaafkan kita umatnya ini, apalagi saya sesama manusia," kata dia.

Sinaga menjelaskan pada saat dipukul oleh pelajar, dia tidak membalas, karena menurutnya mereka masih bisa dibina.

"Saya tidak mau terpancing karena saya tahu keadaan. Karena anak sekolah, jadi masih bisa dibina. Namun mungkin yang bersangkutan sudah terpengaruh dengan minuman keras," tukasnya.

Halaman 2 dari 3
(isa/lir)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads