Belum Jelas Kabar Komodo Si Satwa Purba Usai Kebakaran di Pulau Rinca

Round-Up

Belum Jelas Kabar Komodo Si Satwa Purba Usai Kebakaran di Pulau Rinca

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 03 Nov 2021 20:32 WIB
Tangkapan layar kondisi kebakaran di Pulau Rinca di akun sosial instagram @labuanbajo_info (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)
Foto: Tangkapan layar kondisi kebakaran di Pulau Rinca di akun sosial instagram @labuanbajo_info (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)
Jakarta -

Pulau Rinca, yang masuk kawasan Taman Nasional Komodo, di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), terbakar. Belum ada kepastian soal kondisi komodo si satwa purba.

Kebakaran itu diinformasikan terjadi pada Selasa (2/11) pukul 15.00 Wita. "Rinca bagian ujung utara/barat (yang terbakar)," kata Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) Lukita Awang seperti dilansir Antara, Rabu (3/11/2021).

Jumlah personel yang dikerahkan sebanyak 43 orang, terdiri atas 32 orang ranger dan 11 orang warga Rinca/Kerora.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Rabu (3/11/2021) siang, diinformasikan api berhasil dipadamkan. Belum ada informasi berapa luas kawasan yang terbakar.

Tiak hanya itu, hingga saat ini belum ada laporan yang masuk soal adanya komodo yang terdampak peristiwa kebakaran ini.

ADVERTISEMENT

"Itu belum bisa dipastikan soal luas lahan. Sampai sekarang ini juga belum ada informasi soal ada yang mati atau terluka," terang dia.

Diketahui, Pulau Rinca sempat menjadi sorotan saat viral foto komodo yang seolah sedang menghadang truk proyek. Pulau Rinca merupakan satu dari tiga pulau yang masuk Taman Nasional Komodo, dua lainnya Pulau Padar dan Pulau Komodo.

Penyebab Kebakaran Diselidiki

Ismail menyebut penyebab kebakaran di Pulau Rinca juga masih belum diketahui. Pihak pengelola TNK telah menyampaikan bahwa penyebab kebakaran ini masih diselidiki.

Hanya, Ismail berharap ada peran serta masyarakat setempat untuk menjaga keamanan di Pulau Rinca dan TNK pada umumnya.

"Tentu kita harus melakukan mitigasi supaya kalau bisa harus tertib, jangan buat rokok atau api. Atau juga pengawasan dari masyarakat sendiri, walaupun itu sebenarnya berada di dalam pengawasan TNK, kita berharap TNK bisa patroli secara rutin," harap Ismail.

Kondisi cuaca di wilayah TNK, kata Ismail, telah turun hujan meski terjadi di beberapa lokasi saja. Namun di di wilayah pantai dan pesisir, kata Ismail, hujan masih jarang turun.


Kebakaran di Laju Pamali

Kebakaran pun pernah terjadi di BTNK pada Agustus silam. Saat itu api membakar sabana di Laju Pemali, Manggarai Barat.

Diduga, kebakaran tersebut karena kemarau panjang dan cuaca yang panas. Berdasarkan analisis dari tim yang melakukan pemadaman, katanya, ada lompatan-lompatan api yang membentuk spot tertentu.

Jadi, lahan yang terbakar tidak bertumpu pada satu titik saja. Setelah digabung, total lahan sabana yang terbakar seluas 10 hektare.

Proses pemadaman diakui Kepala Sub-Bagian Tata Usaha BTNK Dwi Putro Sugiarto berlangsung secara manual. Lokasi kebakaran yang terjal di atas tebing menyulitkan 41 personel BTNK untuk mendistribusikan air dari laut.

"Itu bukan tempat wisata, tapi daerah terjal. Supaya tidak terjadi kebakaran lagi, kami akan meningkatkan patroli dan memonitor titik panas (hotspot)," ucap Dwi, Senin (9/8).

Halaman 2 dari 3
(aik/lir)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads