Warga menagih janji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk melakukan normalisasi Kali Sunter yang ada di wilayah Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Warga mengaku sudah lelah karena sering berlangganan banjir saat musim hujan tiba.
"Itu saya, istilahnya kami warga di sini sudah lelah, lelah banget, itu harapan kepada Pak Anies tolong diperhatikan, ya mudah-mudahan sebelum akhir tahun ini sudah selesai, sudah selesai normalisasi dan pembayaran kepada warga," kata salah seorang warga RT 4 RW 4 Siti Alfiah (52) di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Selasa (2/11/2021).
Siti mempertanyakan janji politik Anies semasa pemilihan gubernur yang akan membuat gebrakan untuk mempercepat normalisasi Kali Sunter. Namun, hingga saat ini, menurut Siti, janji itu belum terealisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Janjinya Pak Anies bagaimana waktu pemilihan gubernur, katanya mau dipercepat tapi ternyata sekarang ngebangkrak lagi istilahnya ya, kasarnya tertunda lagi, sekarang sudah mau selesai masa jabatan kok jangan sampai ini hanya dipakai ajang politik gitu loh Itu harapan saya," kata Siti.
Siti meminta Anies untuk memberikan kejelasan perihal normalisasi yang tak kunjung ada gebrakan signifikan ini. Siti meminta Anies menepati janjinya itu.
"Umpamanya untuk dipercepat, percepatlah setidaknya sebelum penggusurannya, istilahnya biar kita tuh ada kejelasan gitu lho, jadi jangan hanya iya entar ya entar gitu, jangan sampai entar giliran pemilihan gubernur lagi ngasih janji-janji lagi," tegasnya.
Siti mengaku sempat berpikir apakah dia salah memilih Anies menjadi gubernur. Hal itu karena, lanjut Siti, Anies hanya memberi harapan palsu soal normalisasi Kali Sunter yang sempat dijanjikan saat kampanye politiknya.
"Yang saya ketahui itu katanya mau secepatnya untuk normalisasi Kali Sunter ini, tapi sampai sekarang belum ada belum ada gebrakan yang signifikan lah istilahnya, cuma di tanggul di tanggul hanya untuk PHP(pemberi harapan palsu)-in aja kepada warga itu, yang saya kadang-kadang, apa saya salah milih atau bagaimana juga jadi bingung gitu lho," ungkap Siti.
Ditemui di lokasi yang sama, Ahmad Dasuki (61) warga RT 4 RW 4 menyebut banjir yang meredam rumahnya mencapai 40 meter. Banjir itu surut pukul 01.00 WIB dini hari tadi.
"jam 16.00 WIB sore (air datang). Surut jam 01.00 WIB malam," kata Ahmad.
Ahmad menyebut dirinya tidak mengungsi ke tenda pengungsian. Dia kemudian meminta Pemerintah Provinsi DKI untuk segera melakukan normalisasi Kali Sunter.
"Tidak (ngungsi) di atas lantai 2. Sebenarnya ini lagi proses normalisasi kali, sudah berjalan 10 tahun tidak selesai," ungkapnya.
Hal yang sama diutarakan Lilis, warga RT 3 RW 4. Lilis meminta Gubernur Anies untuk melakukan sesuatu agar banjir tidak lagi merendam wilayah Cipinang Melayu.
"Supaya Pak Gubernur lebih ini lagi lah kinerjanya biar lebih gimana sih, biar banjir tidak ini lagi, paling tidak ngurangin aja kalau emang banjir tidak bisa bilang sekali terus ya, berusaha berkurang gitu ya, tiap tahun kena banjir sesekali tidak kena banjir gitu," ucapnya.
Seperti diketahui, banjir melanda RW 04 Cipinang Melayu, Jakarta Timur, kemarin. Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur mengaku menerima kabar banjir itu sekitar pukul 15.00 WIB.
Damkar pun kemudian mengerahkan sebanyak 6 unit mobil pompa penyedot air ke lokasi banjir. Damkar juga menyiapkan 3 perahu karet untuk membantu warga evakuasi.
"Sekitar pukul 17.00 WIB, air mulai masuk. Kita standby perahu karet di Cipinang Melayu dan jam 18.00 WIB kita lakukan evakuasi di Jembatan Merah. Kami siapkan 3 unit perahu karet sementara," ujar Kasi Ops Damkar Jakarta Timur Gatot Sulaeman kepada wartawan di lokasi, Senin (1/11).
Simak video 'Banjir Rendam Cipinang Melayu, Damkar Siagakan Perahu Karet Buat Evakuasi':