Kabiro Humas MPR Ingatkan Netizen Bijak Gunakan Media Sosial

Inkana Izatifiqa R Putri - detikNews
Senin, 01 Nov 2021 23:57 WIB
Foto: Dok. MPR
Jakarta -

MPR menggelar kegiatan Netizen Academy di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (30/10). Mengusung tema 'Unity In Diversity For A Better Indonesia', kegiatan ini diikuti puluhan netizen Bali yang berasal dari berbagai blog, vlog, Instagram, Facebook, dan Twitter.

Di awal sambutan, Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Sistem Informasi Setjen MPR, Siti Fauziah menyampaikan kegiatan ini menggambarkan keragaman Indonesia karena tak hanya diikuti dari berbagai media sosial, namun dari beragam latar belakang suku, agama, dan ras.

"Ini merupakan bentuk keragaman Indonesia. Namun tetap Indonesia," ujar Siti dalam keterangannya, Senin (1/11/2021).

Siti menjelaskan kegiatan tersebut juga telah digelar di kota lainnya. Menurutnya, kegiatan ini penting untuk dilakukan di berbagai kota guna mensosialisasikan kegiatan MPR.

"Sebelumnya digelar di Bali, kita adakan di Bandung dan Semarang," paparnya.

Kegiatan digelar di berbagai kota menurut Siti Fauziah untuk mensosialisasikan lembaga dan kegiatan MPR. Agar MPR dikenal di media sosial. Melalui kegiatan ini, Siti berharap para peserta dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya dengan bijak dalam menggunakan media sosial.

"Kita perlu bijak ketika menggunakan media sosial," ujarnya,

"Hal demikian penting sebab saat ini media sosial kerap disalahgunakan oleh sekelompok orang untuk melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab, menyebar berita bohong, hoaks, bahkan fitnah," ungkapnya.

Meski mayoritas pengguna media sosial adalah anak muda, Siti menuturkan media sosial tidak hanya digunakan oleh kaum millennial. Ia menyebut mereka yang sudah berumur juga memakai media sosial dalam kehidupan sehari-harinya. Maraknya penggunaan media sosial, menurut Siti, merupakan bukti perkembangan teknologi komunikasi.

"Jaman saya masih kuliah tidak ada media sosial. Pada masa itu media yang berkembang adalah koran, majalah, dan terbitan yang sifatnya cetakan. Dulu yang memiliki handphone sedikit," ungkapnya.

"Nah sekarang rata-rata semua orang memiliki handphone," tambahnya,

Agar bisa mengikuti perkembangan zaman dalam berkomunikasi, Siti mengatakan MPR selalu menyesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi. Selain memiliki akun Facebook, YouTube, Twitter, dan Instagram, saat ini MPR juga menghadirkan Buku Digital MPR RI.

Dengan demikian, masyarakat termasuk generasi muda dapat menyampaikan aspirasinya dengan mudah.

"Tak ada gading yang tak retak. Kita serap aspirasi para netizen. Masukan yang ada akan kita implementasikan," katanya.

Di kesempatan yang sama, Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Setjen MPR Budi Muliawan menyampaikan soal peristiwa Kongres II Pemuda Oktober 1928. Ia mengatakan peristiwa tersebut merupakan hal monumental yang terjadi 93 tahun yang lalu di tengah masyarakat.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh para pemuda itu merupakan suatu keberanian. "Para pemuda berani menyatakan satu tekad Indonesia sebelum bangsa ini merdeka pada 17 Agustus 1945," paparnya.

Selain di Jakarta, peristiwa sejarah perjalanan bangsa juga terjadi di Bali. Dalam hal ini, para raja, rakyat, dan tentara rela berkorban untuk mempertahankan wilayahnya, merebut, dan mempertahankan Indonesia.

Peristiwa tersebut dinamakan Puputan Margarana. Budi menyebut bila orang Bali sudah melakukan puputan, maka mereka akan berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan haknya

"Ada peristiwa Puputan Margarana. Dipimpin oleh Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai," katanya.

"Jauh sebelum merdeka, di Bali juga ada peristiwa puputan-puputan yang lain," ungkapnya.

Dari berbagai peristiwa di atas, Budi menyebut bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang. Bahkan, nilai-nilai perjuangan para pahlawan pun masih diwariskan dan dijaga hingga saat ini.

"Kita merdeka karena perjuangan bukan pemberian penjajah. Pahlawan-pahlawan bangsa ini adalah inspirasi kita," ujarnya.

Sebagai generasi muda, kaum milennial, menurut Budi bisa melakukan perubahan menuju ke keadaan yang lebih baik. Ia mengajak kepada kaum millennial yang hadir dalam acara itu untuk menyuarakan kebenaran.

Ia mengingatkan jika para pemuda tidak mengambil peran yang kontributif dan positif maka ruang-ruang itu akan diisi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

"Sampaikan yang baik lewat media sosial," tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Netizen Bali, I Gusti Manik mengaku senang bisa mengikuti acara itu. Terlebih mereka yang hadir tidak hanya dari bloger, vloger, dan pengguna media sosial lainnya, namun ada yang berprofesi musisi.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada netizen Bali yang antusias datang ke acara ini. Jangan berhenti mencintai Indonesia," tutupnya.




(akn/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork