Soal 'Kemenag Hadiah Negara untuk NU', Ini Respons Dirjen PHU

Soal 'Kemenag Hadiah Negara untuk NU', Ini Respons Dirjen PHU

Erika Dyah - detikNews
Minggu, 31 Okt 2021 14:50 WIB
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Hilman Latief
Foto: Ditjen PHU
Jakarta -

Pernyataan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas pada Webinar RMI PBNU soal 'Kemenag Hadiah Negara untuk NU' mendapat respons yang beragam di media sosial. Menanggapi hal ini, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), Hilman Latief menilai pernyataan tersebut merupakan cara Menag memompa semangat, terutama pada kader-kadernya.

Hilman mengatakan, sebagai aktivis dari kalangan Muhammadiyah, ia tidak merasa ada perbedaan perlakuan baginya dalam menjalankan tugas sebagai Dirjen PHU.

"Mungkin pernyataan tersebut sebagai bentuk penyemangat untuk kader-kader Gus Yaqut. Menurut saya, pernyataannya tidak usah menjadi polemik berkepanjangan. Apalagi itu sudah diklarifikasi," tegas Hilman dalam keterangan tertulis, Minggu (31/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dan Gus Menteri kan sama-sama masih relatif muda. Jadi semangat kita selalu menggebu-gebu, terutama kalau sudah memberi semangat kepada kader-kader di ormas kita masing-masing," sambungnya.

Hilman mengaku, sejak kali pertama bertemu dengan Yaqut pada akhir September 2021 sampai saat ini, dirinya kerap berdiskusi secara terbuka dan hangat. Ia mengungkap, dirinya bersama Yaqut kerap membahas tentang berbagai upaya untuk perbaikan kinerja dan layanan Kementerian Agama ke depan.

ADVERTISEMENT

"Meskipun saya sebagai kader Muhammadiyah, saya tidak melihat sikap atau perlakuan yang berbeda dari Pak Menteri terhadap saya. Justru kami sering berdiskusi tentang masalah-masalah keumatan, bagaimana Kementerian Agama bisa melayani berbagai kalangan secara profesional, cepat, dan inklusif," tutur Hilman.

"Alhamdulillah hubungan saya sebagai pejabat Kemenag yang berlatar belakang aktivis Muhammadiyah, tidak ada masalah dengan Pak Menteri. Diskusi sampai larut malam juga masih sering kita lakukan," imbuhnya.

Hilman pun menambahkan, dalam banyak kesempatan Menag menyampaikan tentang pentingnya meritokrasi. Artinya, bagaimana agar sistem tata kelola birokrasi Kemenag ke depan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi. Bukan kekayaan, senioritas, dan sebagainya.

Apalagi menurutnya banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di hampir semua direktorat dalam rangka meningkatkan kinerja.

"Gus Menteri beberapa kali berpesan kepada saya tentang pentingnya meritokrasi, inklusivitas, dan tidak diskriminasi dalam upaya peningkatan kinerja penyelenggaraan haji dan umrah," pungkasnya.

(fhs/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads