Perubahan Gaya Hidup 11 Anggota Keluarga Burari Sebelum Menemui Ajal

Kasus Kriminal Paling Terkenal

Perubahan Gaya Hidup 11 Anggota Keluarga Burari Sebelum Menemui Ajal

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 31 Okt 2021 14:20 WIB
Keluarga terus berdatangan usai kematian sebelas orang di Burari (BBC)
Keluarga terus berdatangan setelah kematian sebelas orang di Burari. (BBC)
New Delhi -

Salah satu sorotan di balik kematian 11 anggota keluarga Chundawat di Distrik Burari, New Delhi, India ialah perubahan gaya hidup. Mereka mendadak tidak memasak makanan non-vegetarian.

Dilansir dari Hindustan Times, 11 orang ini diketahui merupakan penduduk asli Chittorgarh di Rajasthan. Kesebelas orang ini adalah Narayan Devi (77); putranya, Bhavnesh Bhatia (50) dan Lalit Bhatia (45); istri mereka, masing-masing Savita (48) dan Tina (42); seorang putri, Pratibha (57); serta lima cucu, yakni Priyanka (33), Neetu (25), Monu (23), Dhruv (15), dan Shivam (15).

Dilansir dari The Hindu, keluarga Chundawat juga mengadopsi banyak perubahan gaya hidup. Mereka berhenti makan dan memasak makanan non-vegetarian. Bhavnesh berhenti minum di rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemukan bukti berupa 11 catatan yang berisi soal praktik ritual. Ritual inilah yang diduga menjadi latar belakang kematian 11 orang ini.

Penyebutan pertama Bhopal Singh, ayah Lalit, dalam buku harian Lalit dibuat pada 7 September 2007, di mana catatan tersebut meminta keluarga untuk menyimpan foto hitam putihnya di depan mereka dan mengingatnya. "Berdoa agar kamu bisa menyingkirkan kebiasaan lamamu," bunyi catatan itu.

ADVERTISEMENT

Buku harian di atasnya penuh dengan instruksi, dengan nada yang tegas, hampir memarahi, untuk diikuti oleh semua anggota keluarga.

Tonton juga Video: Penampakan Apartemen Mewah di India Terbakar, 1 Tewas Usai Lompat

[Gambas:Video 20detik]



Catatan itu mendikte rutinitas sehari-hari para anggota, termasuk kebiasaan makan mereka dan kegiatan duniawi lainnya, untuk perbaikan keuangan dan kehidupan keluarga. Catatan tampaknya memiliki pengaruh besar pada cara semua anggota keluarga menjalani kehidupan mereka.

Karyawan Lalit, Ahmed Ali alias Pappu, yang telah bekerja dengannya selama enam tahun terakhir, mengatakan pria itu sering mengajak ayahnya mengobrol. "Dia akan menyebut pamanji untuk menunjukkan bagaimana seseorang harus menjadi orang baik," kata Ali.

Seminggu sebelum kejadian, Lalit tidak banyak pergi ke tokonya. Ali mengatakan dia tidak sehat dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur di rumah.

Ali mengatakan dia selalu melihat majikannya sebagai orang yang baik dan dapat dipercaya yang berusaha keras untuk membantu orang lain.

"Saya akan menikah pada Desember 2016, sebulan setelah demonetisasi. Lalit Bhaiyya biasa mengantre di luar ATM pada pukul 3 pagi karena saya butuh uang tunai," katanya sambil meneteskan air mata.


Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda, pembaca, yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Halaman 3 dari 2
(rdp/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads