Kematian 11 anggota keluarga Chundawat di Distrik Burari, New Delhi, India, memang masih menyisakan sejumlah pertanyaan. Belum diketahui juga siapa dalang dari kasus kriminal yang pernah mengguncang India ini. Namun sejumlah bukti mengarah kepada sosok Lalit yang diduga mengarahkan para anggota keluarganya itu.
Dilansir dari Hindustan Times, 11 orang ini diketahui merupakan penduduk asli Chittorgarh di Rajasthan. Keluarga Chundawat pindah ke Delhi lebih dari dua dekade lalu.
Kesebelas orang ini adalah Narayan Devi yang berusia 77 tahun, putranya Bhavnesh Bhatia (50) dan Lalit Bhatia (45), istri mereka masing-masing Savita (48) dan Tina (42), seorang putri Pratibha (57) dan lima cucu, Priyanka (33), Neetu (25), Monu (23), serta Dhruv dan Shivam (keduanya 15).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalit memiliki bisnis kayu lapis dan Bhavnesh memiliki toko kelontong, keduanya ada di lantai dasar rumah mereka. Satu-satunya anggota keluarga yang bekerja, Priyanka, bekerja di sebuah perusahaan Noida dan bertunangan pada 17 Juni 2018.
Berdasarkan 11 catatan yang ditemukan dan bukti lainnya, nama dalang dari kasus ini mengerucut kepada Lalit. Lalit diduga sebagai orang yang mengarahkan anggota keluarga lainnya untuk melakukan ritual ini.
Sementara itu, psikolog melihat kasus kematian 11 anggota keluarga ini sebagai akibat dari 'gangguan psikotik massal', di mana anggota kelompok secara membabi buta mempercayai salah satu di antara mereka dan mengikuti instruksinya tanpa pertanyaan. Mereka menduga Lalit menderita 'gangguan delusi'.
Tonton juga Video: Penampakan Apartemen Mewah di India Terbakar, 1 Tewas Usai Lompat
Lalit Orang yang Kompleks
Dilansir dari The Hindu, Lalit, yang menjadi pusat tragedi ini, adalah karakter yang agak kompleks. Menurut orang-orang yang mengenal Lalit, ia adalah orang yang lucu, pendiam, bertanggung jawab sekaligus bertanggung jawab.
Chander Prakash Mehta, warga Tohana dan sahabat Lalit sejak 1989, mengenang sahabatnya sebagai seseorang yang suka tantangan. Keduanya belajar kedokteran di sebuah perguruan tinggi swasta di Hisar.
"Lalit satu tahun senior di Inter College tetapi dia tidak bisa mengikuti ujian di tahun pertama karena dia mengalami kecelakaan. Dia harus mengulang tahun itu. Di tahun selanjutnya, selama ujian, dia jatuh sakit lagi. Dia harus drop out," kata Mehta.
Setelah Lalit pindah ke Delhi, keduanya tetap berteman dekat dan rutin saling mengunjungi. Mehta ingat duduk berjam-jam hingga larut malam dengan Lalit dan berbicara tentang teman-teman mereka di kampus.
"Lalit banyak bercanda. Dia mungkin yang paling lucu di grup kami. Tapi dia adalah orang yang tidak masuk akal dan dia tidak pernah berkompromi pada prinsip-prinsipnya," ujarnya.
Lalit mulai bekerja di sebuah toko kayu lapis di Shahdara pada pertengahan 1990-an dan ia kemudian membuka usahanya sendiri di Burari. Pada Februari 2002, ia menikah dengan Tina. Tiga tahun kemudian, putra mereka Shivam lahir.
Hidup Lalit Terguncang
Pada 2004, sebuah insiden besar mengguncang hidup Lalit. Dia pernah dirong dan hampir dibakar.
"Dia didorong ke bawah beberapa lembar kayu lapis dan dibakar. Kami tahu siapa yang melakukannya tetapi masalah itu diselesaikan melalui kompromi," kata saudara Lalit, Dinesh Singh Chundawa. Lalit kehilangan suaranya dalam insiden itu.
Hal-hal mulai berubah dalam kehidupan Lalit pada Februari 2007 setelah ayahnya meninggal karena penyakit pernapasan.
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda, pembaca, yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.