Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR di Kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Senin (25/10). Dalam sosialisasinya, Lestari mengingatkan soal krisis multidimensi dan tantangan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia.
Ia menjelaskan saat ini dunia tengah mengalami lompatan teknologi. Hal ini terlihat dari hadirnya banyak penemuan teknologi, seperti handphone.
Lestari menyampaikan adanya kemajuan teknologi patut disyukuri, namun tak jarang kemajuan teknologi membawa dampak tersendiri. Salah satunya seperti media sosial yang awalnya digunakan untuk mempercepat komunikasi, saat ini berubah menjadi alat penyebar hoax.
"Saat teknologi komunikasi masih sederhana, hal demikian tidak ada," ujar Lestari dalam keterangannya, Selasa (26/10/2021).
Meski demikian, Lestari bersyukur Indonesia memiliki Pancasila sebagai benteng untuk menghadapi berbagai macam krisis. Menurutnya, nilai-nilai dalam Pancasila sudah hidup sejak dulu dan diyakini sebagai pegangan untuk melewati berbagai masalah yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam sosialisasi inilah kita ingatkan kembali Empat Pilar," tuturnya.
Lestari menilai Sosialisasi Empat Pilar perlu terus digencarkan dan didukung oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk mahasiswa.
"Mahasiswa juga perlu menyampaikan Empat Pilar kepada mahasiswa dan masyarakat lainnya. Mahasiswa merupakan garda terdepan untuk menyampaikan Empat Pilar kepada kawan-kawannya," katanya.
Di kesempatan tersebut, Lestari juga turut mendukung cita-cita IAIN Palopo untuk mengubah statusnya menjadi Universitas Islam Negeri.
"Cita-cita menjadi UIN mudah-mudahan segera terealisasi," ungkapnya.
Sementara itu, Rektor IAIN Palopo, Abdul Pirol merespons positif terkait gelaran Sosialisasi Empat Pilar MPR di kampusnya. Ia berharap hal ini dapat memberi nilai tambah, nilai historis dan motivasi kepada IAIN Palopo.
"Selamat datang dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR," katanya.
Soal status IAIN, Abdul Pirol menjelaskan IAIN telah berdiri sejak 1968 dan dulunya merupakan cabang dari IAIN Alauddin, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Setelah berpisah dengan Alauddin, Abdul Pirol menyebut status perguruan tinggi ini pun berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Ke depannya, ia ingin mengubah IAIN menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).
"Dari STAIN selanjutnya menjadi IAIN. Dan kami ingin IAIN ini menjadi Universitas Islam Negeri (UIN)," harapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan tujuan tersebut didasari atas keinginannya untuk menyediakan bangku kuliah kepada 18.000 lulusan SMA, MAN, dan yang sederajat. Dengan demikian, IAIN Palopo dapat mencetak lebih banyak sumber daya manusia berkualitas.
"Serta mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul," tegasnya.
Ia menjelaskan Palopo mempunyai arti penting bagi Indonesia. Sebab, dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, pejuang-pejuang dari Palopo dan Luwu gigih mengangkat senjata.
"Perjuangan rakyat di daerah ini menjadi catatan tinta emas," tuturnya.
Sebagai wilayah yang dulu berdiri Kedatuan Luwu, kedatuan bersama kerajaan dan kesultanan yang lain pun bersepakat mendukung berdirinya NKRI. Tak hanya itu, Datu pun ikut menyatakan bergabung dengan Indonesia.
"Jadi Palopo dan Luwu memberi kontribusi bagi berdirinya NKRI," pungkasnya..
Sebagai informasi, Sosialisasi Empat Pilar MPR turut dihadiri Wali Kota Palopo H. Muhammad Judas Amir, serta para guru besar. Kegiatan ini pun disambut antusias oleh para civitas akademika dan mahasiswa.
(fhs/ega)