Mengeri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pernyataan kontroversial perihal 'Kementerian Agama adalah hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU)'. Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) mengkritik keras pernyataan Yaqut.
"PB SEMMI sebagai organisasi serumpun Syarikat Islam (SI) menyayangkan pernyataan viral Gus Yaqut yang mengatakan Kemenag merupakan hadiah negara khusus NU," kata Ketua Umum PB SEMMI, Bintang Wahyu Saputra, dalam keterangan tertulis, Senin (25/10/2020).
PB SEMMI mengakui NU punya peran dalam Kementerian Agama atau kemerdekaan Republik Indonesia secara umum. Namun demikian, itu bukan berarti hanya NU saja yang punya peran. Peran organisasi kemasyarakatan keagamaan maupun peran umat agama lain juga harus diakui oleh siapa saja.
"Jangan rusak kerukunan beragama di negara ini hanya karena ego sektoral, jangan hilangkan peran ormas bahkan agama lain dalam kemerdekaan dan pembentukan negara Indonesia," kata Bintang Wahyu Saputra.
Namun kini, pernyataan Yaqut telah meluncur dan menjadi polemik di publik. PB SEMMI merasa ada potensi yang berbahaya dari pernyataan Yaqut. Soalnya, Kemenag bukan cuma untuk NU, tapi untuk semua agama, semua rakyat Indonesia.
"Jadi peruntukan kementerian urusan agama bukan semata-mata ditujukan kepada satu golongan ormas di Indonesia, melainkan untuk seluruh rakyat Indonesia," ujar Bintang.
Dia mengulas pembentukan Kemenag pada saat gejolak Piagam jakarta. Di Tim 9 Perumus Pancasila, bahkan Syarikat Islam punya tiga orang, yakni Sukarno, Abikoesno Tjokrosujoso, dan H Agus Salim. Wakil dari non-Islam ada Alexander Andries Maramis. Dari sejarah itu terlihat, kelompok yang mengambil peran tak hanya dari satu golongan saja.
"Ucapan Gus Yaqut bukan seperti pejabat yang memiliki jiwa negarawan, tapi Gus Yaqut seperti politisi. Saya meminta Gus Yaqut mundur sebagai Menag jika tidak mau Indonesia bubar karena pernyataannya yang sangat menyesatkan," pungkas Bintang.
Pernyataan dan klarifikasi Menag Yaqut
Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas menjadi pembahasan publik dan menuai polemik. Dia berbicara dalam webinar internasional yang ditayangkan salah satu channel YouTube. Yaqut mengatakan Kemenag merupakan hadiah negara untuk NU bukan untuk umat Islam.
"Ada yang bilang salah satu ustaz 'loh nggak bisa Kementerian Agama ini kan hadiah negara untuk umat Islam' karena waktu itu perdebatannya bergeser ke kementerian ini harus menjadi kementerian semua agama, melindungi semua umat beragama," katanya.
"Ada yang tidak setuju, 'Kementerian ini harus Kementerian Agama Islam' karena Kementerian agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah, bukan, 'Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU', 'bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU'. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama kan dia itu NU," kata Yaqut.
Belakangan, setelah pernyataannya direspons publik dengan polemis, Yaqut menyampaikan klarifikasi. Dia menjelaskan, pernyataan itu disampaikannya untuk menyemangati para santri yang notabene warga NU.
"Saya jelasin sekali tapi jangan ada yang nanya lagi. Pertama, saya sampaikan di forum internal untuk menyemangati para santri dan pondok pesantren. Itu sama kira-kira ketika kalian semua dengan pasangannya masing-masing melihat rembulan di malam hari bilang 'dik, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos', apakah salah itu? Itu karena internal," kata Yaqut di Solo, tadi.
(dnu/dnu)