Hari Dokter Nasional: Profesi Dokter Menjadi Sejarah Perjuangan Bangsa
Hari Dokter Nasional ini diperingati sebagai momentum untuk melihat kembali bagaimana pentingnya profesi dokter di Indonesia. Sebelum organisasi IDI terbentuk, para dokter di Indonesia sudah mencatatkan dirinya sebagai salah satu pahlawan dan pejuang kemanusiaan.
Nama besar dokter seperti dr. Sutomo, Wahidin Sudirohusodo, Tjipto Mangoenkoesomo, dan nama-nama dokter lainnya telah tercatat dalam sejarah. Tidak hanya menyembuhkan penyakit, namun juga memerangi penjajahan di Indonesia oleh bangsa asing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika melihat kembali pada masa perjuangan untuk merdeka, profesi dokter di Indonesia pertama kali lahir melalui keputusan Gubernemen No. 22 tentang penyelenggaraan pendidikan kedokteran di Indonesia (Nederlandsch Indie) pada tanggal 2 Januari 1849.
Kemudian, didirikanlah sekolah pendidikan dokter di Indonesia karena Pemerintah Hindia Belanda saat itu kesulitan melawan wabah malaria. Saat itu, 12 orang siswa diluluskan dan diberi gelar 'Dokter Djawa' setelah menempuh pendidikan selama dua tahun. Meski gelarnya dokter, lulusan-lulusan dokter tersebut hanya dipekerjakan sebagai 'mantri cacar'.
Melalui perjalanan yang panjang, pada tahun 1898, sekolah pendidikan dokter yang sebenarnya dibentuk dengan nama STOVIA. Melalui sekolah ini, lahirlah dokter-dokter pejuang kemerdekaan.
Salah satunya adalah Dr. Sutomo, ia bersama Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo dan R.T Ario Tirtokusumo mendirikan Boedi Oetomo.
Para pendiri Boedi Oetomo menyadari bahwa untuk lebih maju, maka bidang yang harus diprioritaskan adalah pendidikan dan pengajaran. Organisasi ini mempunyai motif sebagai sebuah organisasi modern yang memiliki pemimpin, ideologi dan anggota yang jelas.
Demikian informasi mengenai Hari Dokter Nasional. Semoga bermanfaat.
(izt/imk)