Dinkes DKI: Varian Delta dan 'Anak-anaknya' Ada 24 Jenis, Lebih Mematikan

Dinkes DKI: Varian Delta dan 'Anak-anaknya' Ada 24 Jenis, Lebih Mematikan

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Kamis, 21 Okt 2021 19:37 WIB
Jakarta -

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengantisipasi gelombang ketiga Corona atau COVID-19 akibat libur akhir tahun. Dia mewaspadai munculnya turunan virus Corona varian Delta (B1617.2).

Hal tersebut disampaikan Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama. Dia awalnya menyoroti peluang Indonesia terdampak gelombang ketiga COVID-19.

"Kita sudah alami gelombang kedua yang luar biasa, kalau di dunia, bahkan sekarang sudah gelombang ketiga. Hati-hati, biasanya Indonesia muncul gelombang ketiganya belakangan, jangan sampai terjadi seperti itu," kata Ngabila kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ngabila mengatakan ada sejumlah pemicu masih tingginya transmisi virus COVID-19 serta potensi gelombang ketiga Corona. Dia menyebut virus Corona varian Delta saat ini mulai memiliki turunan.

"Pertama karena ada varian mutasi virus yang berbahaya, seperti Delta dan anak-anaknya sekarang ada 24 jenis. Dia lebih menular, lebih mematikan dan lebih menyerang anak-anak," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Penyebab selanjutnya ialah belum meratanya vaksinasi COVID-19 di RI. Dia mengatakan cakupan vaksinasi Corona di Jakarta dan daerah lain masih berbeda jauh.

"Indonesia saat ini cakupannya masih sekitar 30-40 persen. DKI memang sudah 80 persen. Ketidakseimbangan vaksin ini yang terutama orang-orang yang berhak pertama kali dapat, lansia, komorbid, remaja, bumil, disabilitas ini belum dapat," ucapnya.

Dia mewanti-wanti agar warga tak mengabaikan protokol kesehatan COVID-19 di masa pelonggaran aktivitas masyarakat. Dia meminta warga tetap mewaspadai potensi penularan virus Corona.

"Virus sebenarnya nggak mau bikin orang mati, karena kalau orang mati dia juga ikut mati di dalam tubuh. Tapi dia (virus) tidak mengenal ini RS lagi penuh, nakes kurang, obat kurang, sehingga kita tak bisa memilih mana orang yang bisa diselamatkan atau tidak," ucapnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan RI harus bisa mencegah kasus Corona di masa libur Natal dan tahun baru. Jika berhasil, Indonesia bisa masuk status endemi.

Luhut awalnya mengingatkan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar semua pihak melakukan pencegahan gelombang ketiga Corona di masa libur Natal dan tahun baru. Luhut mengatakan pihaknya akan melakukan rapat.

"Presiden kembali menekankan kepada kami semuanya agar betul-betul berhati-hati dan menyiapkan seluruh langkah mitigasi apabila terjadi gelombang ketiga akibat libur Natal dan tahun baru," ujar Luhut dalam jumpa pers, Senin (18/10).

Jika berhasil dicegah, lanjut Luhut, status pandemi di Indonesia bisa berubah jadi endemi. Luhut yakin Indonesia mampu keluar dari pandemi. Dia mengatakan seluruh lapisan masyarakat harus kompak dalam penanganan COVID.

"Kalau ini terjadi saya kira kita akan bisa bagus, dan kalau kita bisa melampaui Nataru (Natal dan tahun baru) ini dengan baik pada Januari, saya pikir kita sudah masuk pada endemi. Karena pada waktu itu saya kira kita harapkan terdapat obat antivirus ini," kata Luhut.

Halaman 2 dari 2
(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads