2 Tahun Jokowi-Ma'ruf, GMKI Kritik 5 Hal dari Pemerintah

Suara Mahasiswa

2 Tahun Jokowi-Ma'ruf, GMKI Kritik 5 Hal dari Pemerintah

Arief Ikhsanudin - detikNews
Kamis, 21 Okt 2021 17:28 WIB
Ketua Umum PP GMKI Jefri Gultom.
Ketum PP GMKI Jefri Gultom (dok. GMKI)
Jakarta -

Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) memberikan kritik terhadap 2 tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. Ada lima hal yang menjadi sorotan GMKI.

Ketua Umum PP GMKI Jefri Gultom menyebut beberapa capaian dua tahun periode kedua Presiden Jokowi. Mulai penanganan pandemi virus Corona (COVID-19) hingga pertumbuhan ekonomi.

"Kita mengapresiasi kinerja pemerintah, khususnya penanganan COVID-19, yang berhasil dikendalikan sampai saat ini dan tingkat kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan vaksinasi yang tinggi. Kemudian pemerintah juga berhasil mengendalikan ekonomi sehingga dapat tumbuh hingga 7,07 persen di kuartal II-2021," ujar Jefri dalam keterangannya, Kamis (21/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Jefri memberikan lima catatan terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, yaitu soal angka kemiskinan, pemberantasan korupsi, penegakan hukum, pendidikan, dan demokrasi.

Menurut Jefri, meskipun ekonomi tumbuh, tetap penduduk miskin dan pengangguran juga meningkat pada 2020-2021. Jefri mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) soal angka kemiskinan dari Maret 2020 hingga Maret 2021.

ADVERTISEMENT

"Peningkatan sebesar 1,12 juta orang. Dalam tahun yang sama, tingkat pengangguran meningkat hingga 1,82 juta orang. Hal ini tentu tidak seiring sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, yakni 7,07 persen," katanya.

"Undang-Undang Cipta Kerja yang disahkan pada 2020 ikut memperburuk situasi tenaga kerja karena hanya mementingkan kemudahan investasi bagi para pengusaha. Pada visi-misi Joko widodo-Ma'ruf Amin tahun 2019 menekankan reformasi ketenagakerjaan, namun faktanya pengangguran meningkat," ujarnya.

Kemudian, soal pemberantasan korupsi, Jefri menyebut Presiden berkomitmen memberantas korupsi. Namun terdapat dua menteri di Kabinet Indonesia Maju yang ditangkap oleh KPK, dan juga ada polemik soal tes wawasan kebangsaan (TWK) yang yang mengakibatkan 57 orang pegawai dipecat.

"Dua menteri Kabinet Indonesia Maju ditangkap KPK dan mencoreng wajah pemerintah. Belum ada keseriusan pemerintah dalam memberantas korupsi. Hal ini dapat dilihat adanya kebijakan pengalihan status kepegawaian KPK hingga 57 orang dinyatakan tidak lolos dalam tes wawasan kebangsaan," ucap Jefri.

"Hal ini kontradiktif dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyatakan TWK tidak boleh menjadi dasar pemberhentian pegawai KPK, sehingga ada inkonsistensi dalam tindakan pengelolaan pemberantasan dan pencegahan korupsi," katanya.

Kemudian, soal penegakan hukum, GMKI menyoroti kasus suap Djoko Tjandra yang melibatkan Pinangki Sirna Malasari saat menjadi jaksa, dan Irjen Pol Napoleon Bonaparte. "Penindakan para penyalahgunaan jabatan tidak mengalami efek jera sehingga terus berulang, reformasi penegakan hukum tidak berjalan dengan baik," katanya.

Kemudian, soal pendidikan tidak merata. Menurut GMKI, pembelajaran jarak jauh secara online membuktikan bahwa ada kesenjangan antardaerah.

"Masih banyak daerah belum dapat mengakses internet, sehingga para pelajar di daerah pelosok mengalami kesulitan proses belajar-mengajar, kurikulum yang inkonsisten dan berubah-ubah hingga menimbulkan kegaduhan," ujar Jefri.


Kemudian, soal demokrasi, GMKI mengutip laporan dari The Economist Intelligence Unit pada 3 Februari. Data dari laporan itu menunjukkan bahwa terjadi penurunan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI).

"Pada 2019, IDI 6,48 dan pada 2020 6,3, terendah dalam 14 tahun terakhir. Dua dari lima indikator penilaian mengalami penurunan yang sangat drastis, yaitu pada kebebasan berpendapat dan budaya politik sebesar 20 persen," katanya.

Halaman 2 dari 2
(aik/aik)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads