Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (RK) bicara cara kampanye saat Munas Alim Ulama PPP di Semarang. Ridwan Kamil menilai jika kampanye PPP masih menggunakan baliho maka hal tersebut ketinggalan zaman.
"Cara menarik simpati masyarakat tak bisa lagi pakai cara konvensional. Saya itu mengamati dari dulu tahun 1955 sampai pemilu kemarin. Kenapa persentase partai Islam tak signifikan padahal umat Islam 90 persen tapi ketika nyoblos enggak ke partai muslim," kata Ridwan Kamil seperti dilansir Antara, Senin (18/10/2021).
Berdasarkan pemahamannya, Ridwan Kamil menjelaskan cara persuasif partai politik harus sesuai dengan zaman dan ada jarak generasi yang harus dipahami para kader partai. Menurut Ridwan Kamil, generasi orang tua masih tak paham dengan generasi saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan saya juga masih mencari kenapa, apakah partai islam kurang persuasif, saya hanya bisa menjawab yang saya pahami," kata dia.
"Di dalam teori generasi saya pakai jam tangan, anak saya enggak punya jam tangan, itu contoh 'gap' generasi. Ini saya pelajari, ada 'gap' yang orang tua tak paham dengan cara konstituen generasi sekarang," lanjut Kang Emil.
Saat ini, kata Ridwan Kamil, masyarakat lebih melek teknologi dan mengkonsumsi segala macam informasi lewat daring media sosial. Ridwan Kamil meminta PPP mengubah kampanye konvensional dengan cara yang lebih kontemporer.
"Jadi generasi Z ini tidak mengonsumsi PPP lewat baliho, tapi lewat HP. Jadi kalau kader PPP masih 'maen' baliho itu ketinggalan zaman dan baliho itu mahal. Kalau ingin PPP bangkit investasikan ke cara generasi baru. Ubah cara dakwah politiknya, jauhi cara konvensional," kata dia.
Selain itu, Ridwan Kamil berpesan agar PPP berinvestasi pada individu terbaik jika ingin menjaga persaingan di kancah politik nasional.
"Partai Persatuan Pembangunan atau PPP harus berinvestasi pada individu terbaik yang paham zaman sudah berubah dan yang paham perubahan itu untuk kemaslahatan umat," tuturnya.
Lihat juga Video: Momen Lucu! Saat Nama Wagub Jabar Disebut 'Undang-undang'
Ridwan Kamil berharap PPP menjadi pihak menjaga kondusivitas demokrasi Tanah Air karena masalah utama bangsa Indonesia saat ini adalah mudah bertengkar.
"Kalau diamati apa masalah Indonesia hari ini, adalah mudah bertengkar. Semua negara maju sudah selesai dengan pertengkarannya," kata dia.
"Kita, kapan bisa ngomongin roket ke bulan. Maka tugas partai mendidik demokrasi kepada masyarakat. Kedua pelayanan publik, jangan baiknya lima tahun sekali. Ketiga, merebut kekuasaan, ini yang paling ramai. Mudah-mudahan tiga fungsi partai seimbang," lanjutnya.