Tentang Pria Diancam Usai Cuit 'Polisi Diganti Satpam Bank'

Round-Up

Tentang Pria Diancam Usai Cuit 'Polisi Diganti Satpam Bank'

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 17 Okt 2021 20:40 WIB
poster
Ilustrasi media sosial (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Seorang netizen yang meramaikan media sosial Twitter dengan kicauan 'bisakah polisi se-Indonesia diganti satpam bank' merasa diancam oleh akun-akun lain. SAFEnet mengaku telah menerima pengaduan terkait hal itu.

"SAFEnet telah menerima aduan dan sedang berkoordinasi. Ancaman-ancaman dan juga ada upaya peretasan yang terjadi membuktikan, selain ketidakdewasaan dan bermedia sosial dari aparat terkait, juga bagian dari antikritik dan apalagi terhadap masyarakat yang notabene stakeholder dan juga bagian dari subyek to protect and to serve dari moto kepolisian secara global," kata Ketua Divisi Akses Atas Informasi SAFEnet, Unggul Sagena, kepada wartawan, Minggu (17/10/2021).

Dia meminta polisi mengusut kasus ancaman terhadap netizen yang mencuitkan 'bisakah polisi se-Indonesia diganti satpam bank'. Unggul menyampaikan SAFEnet membantu dalam hal mitigasi keamanan dan langkah advokasi. Unggul mengatakan pihaknya berfokus pada upaya peretasan dan ancaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi jelas-jelas merugikan kepolisian itu sendiri. Kepolisian sebaliknya harus mengusut karena justru kejadian tersebut termasuk kejahatan siber. Kita masih belum tahu pihak mana yang melakukan teror walau katanya ada yang serang adalah akun oknum polisi juga, tapi fokus pada upaya peretasan dan ancaman," ucap dia.

"Artinya, upaya-upaya menekan kebebasan ekspresi dengan teror masih menjadi cara utama merespons kritik. Aparat hukum sebagai pengguna medsos pun merespons dengan sikap antikritik. Padahal banyak juga akun yang melakukan twit terkait. Jadi akun-akun yang menyerang inilah yang malah blunder ke nama baik institusi kepolisian itu sendiri," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Unggul menyebut media sebagai pilar demokrasi. Jika terjadi ancaman terhadap pengkritik seperti cuitan 'bisakah polisi se-Indonesia diganti satpam bank', dia khawatir masyarakat akan takut berekspresi.

"Media sebagai pilar demokrasi, menurut saya, harus terus memberitakan kejadian-kejadian seperti ini agar masyarakat dapat menekan tindakan-tindakan seperti ini lagi dan tidak takut untuk berekspresi," lanjut Unggul.

"Harus tuntas diusut karena, jika tidak, pukulan berat bagi polisi itu sendiri. Menyebabkan hilangnya trust. Jika polisi/penegak hukum sendiri tidak jelas tindakannya (malah asumsinya menjadi penggerak peretasan/ancaman), maka media sosial masih tidak aman,," lanjut Unggul.

Unggul mengungkapkan pihaknya selama ini memang menyoroti soal jaminan digital para warganet. "Dan artinya hak digital warga untuk mendapatkan jaminan rasa aman di internet masih jadi PR besar. Ini yang selalu ditekankan SAFEnet, selain soal ekspresi, adalah soal jaminan keamanan," ungkapnya.

Simak berita lengkapnya di halaman berikutnya.

Unggul juga menyarankan pentingnya edukasi bagi personel Polri. Sehingga aparat bijak bermedia sosial dan tidak melakukan hal-hal yang justru melanggar tugas Polri untuk mengayomi warga.

"Edukasi terhadap anggota kepolisian juga perlu dilakukan institusi Polri. Tidak hanya andalkan humas, tapi juga pemahaman literasi oleh personel yang bermedia sosial. Ketersinggungan sampai mengancam dari anggota kepada masyarakat harus disikapi serius karena tidak sejalan dengan nilai-nilai universal kepolisian yang to protect and to serve. Harusnya yang ditindak ya mereka-mereka ini. Didisiplinkan," ujarnya.

Polisi: Kami Tak Antikritik

Terkait adanya ancaman setelah si netizen menyinggung kepolisian, Polri menegaskan tak antikritik. Ramadhan mengatakan kritik akan kinerja polisi merupakan bentuk kepedulian dari masyarakat.

"Polri tidak anti terhadap kritik-kritik yang disampaikan oleh masyarakat," tutur Kabag Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada detikcom.

"Itu menunjukkan masyarakat yang peduli terhadap kinerja kepolisian, menginginkan kinerja kepolisian dengan lebih baik," imbuh Ramadhan.

Ramadhan menerangkan polisi akan menindaklanjuti bila ada pengaduan dugaan tindak pengancaman tersebut. Dia menyebut penanganan laporan akan dilakukan secara profesional.

"Untuk itu, kepolisian merespons dengan menindaklanjuti laporan atau pengaduan secara profesional, transparan, dan akuntabel," ujar dia.

Saat ditanyai perlu atau tidaknya korban melapor soal ancaman setelah mencuitkan 'bisakah polisi se-Indonesia diganti satpam bank' tersebut, Ramadhan menjawab, "Nanti kita lihat. Yang jelas, Polri menjunjung tinggi keadilan dalam penegakan hukum."

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Polri soal #PercumaLaporPolisi: Kami Mengayomi, Tak Ada Perang Hashtag"
[Gambas:Video 20detik]
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads