Perpecahan Golkar Jadi Gerindra-Hanura-NasDem Usai Kemenangan di 2004

Perpecahan Golkar Jadi Gerindra-Hanura-NasDem Usai Kemenangan di 2004

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 17 Okt 2021 13:19 WIB
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyebut Golkar dan Demokrat akan mengusung 33 pasang calon di Pilkada Serentak 2020. Lalu bagaimana di Jawa Timur?
Lambang Partai Golkar (Faiq Azmi/detikcom)
Jakarta -

Kemenangan Partai Golkar di Pemilu 2004 ternyata tidak otomatis membuat kalangan internal mereka tetap solid. Setelah kemenangan pada Pemilu 2004, Golkar justru pecah. Dua pentolan partai, yakni Prabowo Subianto dan Wiranto, justru hengkang dan mendirikan partai baru.

Prabowo memilih jalannya sendiri dengan mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra. Sedangkan Wiranto membangun Partai Hati Nurani Rakyat atau Hanura.

Perpecahan Golkar juga pernah terjadi pasca-munas Golkar pada 1999. Muncul partai bernama Partai Keadilan dan Persatuan (kemudian berubah jadi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia atau PKPI).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah perpecahan Golkar kemudian kembali terjadi pada 2011. Ketika itu, Surya Paloh mendeklarasikan Partai Nasional Demokrat atau NasDem.

- Prabowo Dirikan Gerindra

Prabowo Subianto mendirikan Gerindra pada 2008 atau menjelang Pilpres 2009. Gerindra dibentuk dalam situasi mendesak. Sebab, dideklarasikan pada 6 Februari 2008, yang berdekatan dengan waktu pendaftaran dan masa kampanye Pemilu 2009.

ADVERTISEMENT

Hingga kemudian pada Pilpres 2009 dia menjadi cawapres Megawati Soekarnoputri, yang merupakan Ketua Umum PDI Perjuangan. Namun Prabowo kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang kala itu berpasangan dengan Boediono.

Prabowo pernah menceritakan perihal pendirian Gerindra yang dianggap sebelah mata oleh para koleganya. Prabowo mengaku sempat diejek oleh beberapa kawannya karena ingin mendirikan Gerindra.

"Ada kawan-kawan kita yang menertawakan kita. Ada kawan-kawan saya lama berjuang dari kecil, orang-orang yang saya ikut besarkan," kata Prabowo saat mengawali cerita dalam HUT ke-12 Partai Gerindra di DPP Gerindra, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2020).

Baca pendirian Hanura dan NasDem di halaman berikutnya.

- Wiranto Dirikan Hanura

Sebelum Prabowo, Wiranto sebetulnya lebih dulu hengkang dari Golkar. Wiranto memutuskan keluar dari Golkar untuk melanjutkan asanya menjadi Presiden RI.

Mantan Panglima ABRI (sekarang TNI) keluar dari Golkar pada 2006. Ketika itu pendirian Hanura diyakini sebagai upaya Wiranto menuju kursi RI-1, setelah gagal dalam Pilpres 2004.

Pada Pilpres 2004, Wiranto menjadi calon presiden yang diusung Golkar, berpasangan dengan Salahuddin Wahid (adik Abdurrahman Wahid atau Gus Dur). Menariknya, Wiranto justru kalah dari pasangan SBY-Jusuf Kalla.

JK ketika itu merupakan kader Golkar yang tidak mendapat dukungan dari partainya sendiri untuk maju bersama SBY. Lebih menyakitkan lagi, setelah Pilpres 2004, JK justru mengalahkan Wiranto dalam pemilihan Ketua Umum Golkar.

- Surya Paloh Dirikan NasDem

Partai NasDem dideklarasikan pada 26 Juli 2011 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta. Sehari berselang, Partai NasDem mendaftarkan diri ke Kementerian Hukum dan HAM.

Sebelum menjadi partai, NasDem merupakan organisasi kemasyarakatan (ormas) Nasional Demokrat yang didirikan sendiri oleh Surya Paloh. Pengoperasian Partai NasDem juga mengandalkan kocek Surya Paloh.

"Untuk dana masih dari Pak Surya Paloh dan kawan-kawan. Sama dengan pendanaan ormas Nasional Demokrat," ujar Ketua Panitia Pelaksana Deklarasi dan Rakornas Partai NasDem, Sugeng Suparwoto, dalam jumpa pers di Galeri Cafe, TIM, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, 24 Juli 2011.

Di awal pendiriannya, keanggotaan dan jaringan Partai NasDem juga masih mengandalkan ormas Nasional Demokrat. Namun, pada awal pendiriannya, Surya Paloh tidak langsung dipastikan menjabat sebagai ketua umum.

Sedikit demi sedikit NasDem menjelma sebagai salah satu partai besar di Tanah Air. Itu terbukti dengan capaian NasDem dalam Pemilu 2019, yang mana berhasil menduduki peringkat ke-4 perolehan suara.

NasDem mengalahkan partai-partai besar yang sudah berdiri sebelum mereka. Ada PKB, Partai Demokrat, PAN, bahkan PPP.

Halaman 3 dari 2
(zak/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads