Wakil Ketua MPR Syarief Hasan mendorong gerakan diversifikasi pangan, termasuk mulai mengganti beras dengan singkong. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan mengingat Indonesia memiliki ketersediaan singkong yang melimpah.
Syarief menilai potensi singkong yang berlimpah perlu dioptimalisasi, sehingga memberikan dampak signifikan bagi perekonomian negara dan masyarakat. Apalagi, singkong juga salah satu sumber karbohidrat yang tidak kalah dari beras. Sehingga diversifikasi pangan harus digalakkan agar sumber pangan rakyat selalu tersedia.
"Indonesia punya potensi sumber pangan yang beragam dan melimpah. Ini tentu harus dioptimalisasi. Jika selama ini beras adalah sumber pangan utama rakyat, maka kita harus memulai melirik sumber pangan lainnya, termasuk singkong," ungkap Syarief dalam keterangannya, Kamis (14/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika ini digalakkan, maka tentu ketahanan pangan akan tetap terjaga. Singkong juga tidak kalah kok dibandingkan beras. Sama-sama penghasil karbohidrat, niscaya rakyat tidak akan kekurangan nutrisi," imbuhnya.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini menerangkan sebagai penghasil singkong terbesar keempat di dunia, Indonesia dapat menghasilkan nilai tambah yang besar jika potensi singkong ini digarap dengan baik.
Menurutnya, selain sebagai makanan pengganti beras, singkong juga dapat dimanfaatkan sebagai penganan pendamping di setiap lokasi wisata. Sehingga, akan memberikan nilai tambah bagi UMKM. Ia pun menyebutkan koordinasi dan sinergi dengan UMKM serta pelaku pariwisata akan menciptakan dampak mengganda (multiplier effect) yang nyata dari optimalisasi diversifikasi pangan.
Lebih lanjut, Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini menilai potensi pemanfaatan singkong di lokasi wisata harus sejalan dengan program pemerintah yang sedang fokus menggalakkan wisata di tengah pandemi. Menurutnya, pembukaan kembali lokasi wisata perlu menggandeng UMKM, agar geliat ekonomi warga kembali terlihat. Terlebih, pandemi telah membuat ekonomi jadi lesu sehingga sinergi semua peluang yang ada dinilai menjadi langkah yang baik.
"Ini tentu dibutuhkan fasilitasi dan asistensi dari pemerintah agar pelaku usaha, mulai dari petani sampai pengusaha olahan singkong dapat menghasilkan hasil olahan singkong yang berdaya saing dan punya nilai ekonomi yang tinggi. Selama ini kita sadari singkong belum menjadi komoditas andalan, padahal potensinya sangatlah besar. Saya punya keyakinan olahan singkong akan memberikan nilai tambah yang tinggi bagi perekonomian masyarakat. Saatnya sinergi ini dioptimalisasi dengan serius dan terarah," pungkasnya.
(fhs/ega)