Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berbicara cara Indonesia mengendalikan pandemi COVID-19 di Tanah Air. Luhut, yang sebelumnya mengaku virus Corona varian Delta sulit dikendalikan, kini bisa 'sombong dikit' karena kasus COVID-19 di Indonesia saat ini telah turun usai mengaplikasikan saran epidemiolog.
Sebelumnya Indonesia mengalami lonjakan kasus COVID-19, pemerintah lalu membuat kebijakan PPKM darurat hingga mengganti istilahnya dengan PPKM level 4. Pemerintah lalu meningkatkan kapasitas RS dan tempat tidur rawat inap, memperbanyak ketersediaan obat dan oksigen, mempercepat vaksinasi, serta menambah tenaga kesehatan.
Lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi pada Juli lalu terus meningkat hingga sempat menembus angka 40-50 ribu. Pemerintah lalu menyusun skenario hingga meminta bantuan ke luar negeri jika kasus COVID-19 terus meningkat. Namun kini kasus COVID-19 di Indonesia telah menurun dan Luhut menyampaikan rahasianya, simak penjelasannya sebagai berikut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam konferensi pers yang digelar pada (15/7/2021) lalu, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan virus Corona varian Delta yang sudah mendominasi Pulau Jawa jauh lebih dahsyat dari varian sebelumnya, yakni Alpha. Luhut juga mengungkapkan varian Delta ini tidak bisa dikendalikan. Namun, Luhut menyatakan pemerintah sudah mengetahui apa yang perlu dilakukan.
Luhut mulanya menjelaskan bahwa varian Delta tak hanya menyerang Indonesia. Varian Delta, lanjutnya, juga membuat kasus COVID-19 melonjak di negara lainnya, seperti Inggris, Malaysia, Belanda, Amerika Serikat, dan Thailand. Luhut lantas menyampaikan bahwa varian Delta merupakan varian yang tidak bisa dikendalikan.
"Nah ini saya mohon supaya kita paham, bahwa varian Delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/7/2021).
Luhut mengatakan varian Delta jauh lebih menular. Menurut studi, lanjutnya, varian Delta 6 kali lebih menular dari varian Alpha.
"Varian Delta ini, menurut yang saya baca, itu lebih hampir atau sekitar 6 kali lebih cepat dari varian Alpha. Atau PSBB 1 dengan PSBB 2," kata dia.
"Ini dari studi yang saya tahu apakah 5 kali atau 6 kali tergantung siapa yang meneliti, tapi yang jelas jauh lebih dahsyat dari varian Alpha yang sebelumnya," imbuh Luhut.
Ada di Hampir Seluruh Jawa
Luhut mengatakan bahwa hampir semua wilayah di Jawa didominasi oleh virus Corona varian Delta. Dia turut menampilkan sebuah grafik yang menunjukkan peningkatan kasus Corona yang begitu cepat.
"Kalau kita lihat yang marun ini, itulah dia (varian Delta). Jadi hampir semua di Jawa ini kalau nggak boleh saya katakan, ya semua, itu dikontrol oleh varian Delta," ungkapnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Bukan Hanya Indonesia
Dalam konferensi pers pada Juli 2021, Luhut juga menegaskan bukan hanya Indonesia yang mengalami lonjakan jumlah kasus COVID-19 akibat varian Delta. Sejumlah negara mengalami hal yang sama.
"Jangan lihat Indonesia saja yang kena. Itu Inggris juga kena, Belanda kena. Perdana Menteri Belanda kemarin minta maaf karena dia menyetujui lepas masker beberapa waktu yang lalu dan sekarang naik seperti ini. Hari ini juga Malaysia juga sampai hari ini semua juga Delta. Rusia juga, Indonesia, Thailand, dan berikutnya. Amerika sendiri juga terjadi kenaikan yang luar biasa," papar dia.
"Jadi saya mohon kita nggak usah berpolemik membuat berita yang kontradiksi atau statement saya dipotong-potong. Kita ini menyelamatkan nyawa orang, ini kemanusiaan. Jadi makin banyak kita bikin berita tidak benar, makin stres orang, makin banyak orang meninggal," imbuh Luhut.
Pemerintah Terus Bergerak
Menurut Luhut, saat ini Indonesia tengah menghadapi musuh yang berbeda. Memang tidak mudah, tapi Luhut menekankan pemerintah terus berupaya menghadapi gempuran virus Corona varian Delta itu.
"Jadi kita menghadapi musuh yang beda. Jadi musuh yang beda ini kita dengan segala resources yang ada kita ya kita hadapi. Tapi tidak mudah. Karena nanti akan saya ceritakan kepada Anda bagaimana menyangkut obat, menyangkut tempat tidur, menyangkut oksigen, menyangkut sebagainya," tutur Luhut.
Dia melanjutkan pemerintah saat ini juga sudah bergerak melakukan upaya untuk menurunkan laju penularan COVID-19. Ia mengatakan saat ini bukan cuma Luhut, tetapi ada banyak ahli yang menyumbangkan sarannya untuk negara.
"Jadi jangan ada beranggapan bahwa kami tidak bergerak, kami sangat bergerak. Saya ingin sampaikan teman-teman media kita tahu apa yang kita lakukan, sangat tahu, karena bukan si Luhut Pandjaitan, tetapi semua yang kumpul di sini dengan segala macam keahlian mereka sudah memberikan pikiran yang terbaik untuk bangsa dan negara ini," kata Luhut.
Sudah Minta Bantuan Internasional
Luhut memastikan pemerintah sudah meminta bantuan internasional. Bantuan itu dimintakan sejak kasus COVID-19 di Indonesia terus melonjak tinggi.
"Kami sudah menerima bantuan internasional, jadi jangan Anda bilang kita.... Kita, kita sudah, semua sudah, semua tentu sudah kita lakukan, bertahap, bertingkat, dan berlanjut," kata Luhut.
"Jadi bukan tidak minta bantu, kita minta bantu tapi tentu bantu-bantu yang menurut kita yang kita tidak bisa tangani," imbuh dia.
Bantuan itu, kata Luhut, datang dari negara Jepang, Singapura, China, Uni Emirat Arab (UEA), hingga Australia. Dia memaparkan bantuan itu berupa vaksin COVID-19 hingga oksigen.
Kini kasus COVID-19 di Indonesia cenderung membaik. Angka kasus COVID-19 di Indonesia akhir-akhir ini telah menurun dan angka kematian akibat COVID-19 disebut telah berada di bawah 70 orang per hari.
Luhut membuka rahasia Indonesia menangani COVID-19 hingga kini disebut bisa 'sombong sedikit'. Selengkapnya halaman berikutnya.
Rahasia Luhut Tangani COVID-19
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berbicara cara Indonesia mengendalikan pandemi COVID-19 di Tanah Air. Luhut pun mengungkap rahasia Indonesia dapat meredam lonjakan kasus secara cepat.
"Itu terkoordinasi dengan arahan presiden yang jelas, buktinya kita paling cepat. Singkatnya, naiknya dan turunnya kita tuh paling singkat dibandingkan negara mana saja. Nggak usah jauh-jauh, Singapura dengan India. Kalau saya agak sombong dikit bolehlah, walaupun ini belum selesai saya hanya bicara sekarang. Per hari ini dari semua data itu mungkin yang paling baik," kata Luhut dalam wawancara eksklusif bersama CNN Indonesia TV, seperti dilihat, Selasa (12/10/2021).
Kenapa itu bisa terjadi? Luhut mengungkap bahwa Indonesia dapat mengatasi lonjakan kasus COVID-19 dengan cepat tak lepas dari peran para epidemiolog di Tanah Air.
"Karena teman-teman epidemiologi itu juga seperti Pak Pandu Riono, Pak Iwan, Pak Hari, Pak Windhu, itu yang dari UGM, dari Unair, dari UI, mereka hebat-hebat, mereka membuat formula itu. Saya kan hanya tiru itu saja, mereka bisa meyakinkan saya bahwa itu benar, ya kita laksanakan," ucap Luhut.
Lalu, Luhut menceritakan terkait bahwa dirinya menugaskan epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo untuk memantau penanganan COVID-19 di Blitar. Menurutnya, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa Blitar akan menjadi role model daerah lain untuk penerapan PPKM level 1.
"Blitar kan Presiden minta supaya kita coba, karena level 1 bisa nggak hampir normal. Jadi di sana itu cuma masker aja, kegiatan lain semua kita coba normal. Sekarang sudah jalan berapa hari mulai Rabu kemarin, sekarang Jumat. Itu saya tadi malam di Timika dilaporin oleh Pak Windu pekerjanya, dandim-nya, kapolres-nya, bupati-nya itu betul-betul bagus. Jadi ini model," ujarnya.
Sebagai pensiunan TNI, Luhut tak suka buru-buru dalam memutuskan sebuah kebijakan. Terlebih soal keputusan PPKM level untuk setiap daerah agar COVID-19 tak kembali melonjak.
"Saya nggak senang buru-buru, karena kalau tidak nanti kita nggak bisa kontrol. Blitar ini akan menjadi model dan itu keinginan Presiden. Kemarin rapat beliau tanya, kami dikumpulin lagi menteri-menteri terkait dia bilang 'siap nggak Bali dibuka'. Saya bilang, 'siap tanggal 18 kita buka'," pungkasnya.