Peta Bursa Ketum PBNU Terkini

Peta Bursa Ketum PBNU Terkini

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Jumat, 08 Okt 2021 14:40 WIB
Kantor PBNU/Istimewa
Foto: Kantor PBNU/Istimewa
Jakarta -

Survei calon Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang dirilis Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) memunculkan sejumlah nama baru. Namun nama yang sudah terdengar kuat di kalangan pengurus wilayah hanya dua, yaitu Said Aqil Siroj dan Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

Ketua PWNU DKI Syamsul Maarif mengkonfirmasi soal dua nama calon terkuat di bursa Ketum PBNU itu. Kendati demikian, kata Syamsul, kemungkinan munculnya nama-nama lain juga masih terbuka lebar.

"Menurut pandangan kami, yang sudah siap maju secara pribadi sudah menyampaikan kesediaannya adalah dua orang, satu adalah Kiai Said Aqil. Kedua adalah Gus Yahya Staquf. Ya bisa jadi akan muncul nama-nama lain sebagai kuda hitam atau apa bahasanya, sebetulnya juga Marzuki Mustamar juga layak memimpin PBNU. Cuma sekarang yang sudah menyatakan kesanggupannya mencalonkan diri adalah dua orang itu," ujar Syamsul kepada wartawan, Jumat (8/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Said Aqil

Salah satu kandidat kuat di bursa Ketum PBNU yaitu Said Aqil. Meski belum secara resmi mendeklarasikan diri maju menjadi Ketum PBNU, Said Aqil menyatakan siap jika banyak diminta oleh sejumlah pihak. Sebagai kader, Said Aqil mengatakan harus selalu siap.

"Kalau banyak permintaan, ya saya siap dong. Yang namanya kader, kalau sudah banyak permintaan, siap. Walaupun sampai sekarang saya belum declare secara resmi, permintaan sudah sangat banyak," ujar Said Aqil kepada wartawan di Istana beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

"Tapi Bapak siap?" tanya wartawan.

"Siap aja, kenapa nggak siap? Kalau untuk NU, siap," jawab Said Aqil.

2. Gus Yahya

Gus Yahya juga menjadi salah satu kandidat kuat di bursa Ketum PBNU. Gus Yahya sudah secara terbuka menyatakan kesiapannya maju di Muktamar NU mendatang.

"Ya, saya memang salah satu calon Ketua Umum PBNU," kata Gus Yahya saat berbincang dengan detikcom, Rabu (6/10/2021).

3. Marzuki Mustamar

Berdasarkan hasil survei Indostrategic, nama Marzuki Mustamar berada di peringkat teratas dengan 24,7 persen. Marzuki merupakan Ketua PWNU Jawa Timur.

Ia lahir di Blitar tanggal 22 September 1966 di tengah keluarga yang sangat menaati dan memahami agama. Ayah Marzuki Mustamar adalah seorang kiai bernama Kiai Mustamar dan Nyai Siti Jainab. Dari kedua orang tuanya, dia banyak belajar Al-Qur'an dan dasar-dasar agama.

4. Gus Baha

Nama lain yang muncul di survei adalah Gus Baha. Nama Gus Baha sendiri mulai populer lantaran video ceramah dirinya tersebar di media sosial.

Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam mengatakan munculnya Gus Baha dalam survei menunjukkan peningkatan ekspektasi warga nahdliyin terhadap para kiai muda.

Dia mengatakan kehadiran Gus Baha berkomitmen serius terhadap upaya penguatan tradisi intelektual pesantren yang belakangan dinilai sejumlah kalangan mengalami pergeseran metode pembelajaran dan output pendidikan pesantren yang diharapkan.

"Selain itu, media exposure Gus Baha di berbagai channel media sosial belakangan ini juga menambah literasi keilmuan sekaligus popularitas nama Gus Baha di kalangan warga nahdliyin secara general, khususnya Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur," tutur Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam, Kamis (7/10/2021).

Selain nama-nama di atas, muncul juga nama-nama lain di survei Indostrategic.

Lihat juga video 'Di Balik Alasan Ulama NU Ingin Presiden Dipilih MPR':

[Gambas:Video 20detik]



Ketua PWNU-PCNU Diminta Tak Nyatakan Dukungan

Kembali ke Ketua PWNU DKI Syamsul Maarif. Dia mengajak semua PWNU dan PCNU tidak secara terbuka menyatakan dukungan. Dia khawatir soliditas NU dapat terganggu.

"Harapan saya, memohon ketua-ketua PW atau PC yang punya suara itu tidak men-declare, deklarasi dukungan kepada tokoh-tokoh tertentu, karena itu bagi saya akan merusak persahabatan, perkawanan, dan tidak etis. Karena kita semua ini adalah kawan dekat, pemimpin kita, baik itu Kiai Said atau Gus Yahya itu kan pemimpin-pemimpin kita semua," ujar Syamsul.

"Jangan seakan-akan ada saling adu kekuatan. Jadi berharap kepada ketua wilayah, se-provinsi, untuk tidak mendeklarasikan dukungan kepada tokoh tertentu demi kepentingan bersama, yaitu etika kitalah," sambung Syamsul.

Rekomendasi Muktamar

Selain pemilihan ketum baru, Muktamar NU juga diharapkan dapat menghasilkan program dan rekomendasi untuk kepentingan bangsa. Syamsul berharap muktamar bisa menghasilkan hal yang berkualitas.

"Saya juga sering menyampaikan bahwa mari kita jadikan muktamar itu muktamar yang berkualitas dan bermartabat. Berkualitas artinya tidak hanya memilih ketum dan rois aam, tapi ada semacam program dan rekomendasi untuk kepentingan bangsa dan bernegara. Bahkan untuk kepentingan dunia internasional yang lebih luas jadi," imbuh Syamsul.

Selain itu, Syamsul mengusulkan muktamar digelar secara hybrid. Ini dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19.

"Saya sih secara pribadi mengusulkan hybrid, bukan berarti kita mengurangi silaturahmi, tapi kondisi seperti ini NU harus menjadi contoh-teladan bagi umat. Kondisi pandemi jangan sampai mengumpulkan orang banyak di satu tempat, kalau hitung-hitungan kami, itu minimal akan dihadiri 5.000, 5.000 itu minimal," ujar Syamsul.

Halaman 2 dari 2
(knv/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads