Pemerintah menggencarkan pemerataan vaksinasi bagi kelompok lanjut usia (lansia). Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan saat ini kelompok lansia tetap menjadi prioritas vaksinasi COVID-19.
Sebagaimana diketahui, vaksinasi lansia telah dilaksanakan sejak pertengahan Maret setelah vaksinasi untuk tenaga kesehatan dan petugas publik. Saat ini, pemerintah tak hanya memastikan ketersediaan vaksin dan distribusi cepat ke berbagai lokasi. Namun juga mengimbau masyarakat untuk turut mendukung program ini guna mengoptimalkan perlindungan kesehatan lansia dari COVID-19.
Berdasarkan data pada per 7 Oktober 2021, dari 21.553.118 orang target vaksinasi lansia baru 31,71% yang telah mendapatkan suntikan dosis pertama dan 20,97% telah divaksin lengkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, Nadia mengatakan masyarakat dapat membantu lansia mengakses lokasi vaksinasi, mengawal kesehatan mereka, serta menghindarkan para lansia dari paparan informasi yang tidak benar terkait vaksinasi.
"Untuk mendorong percepatan vaksinasi lansia, salah satu strategi pemerintah untuk itu adalah mengaitkan capaian lansia dengan status PPKM suatu daerah," ujar Nadia dalam keterangan tertulis, Kamis (7/10/2021).
Dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Nadia menyebutkan sejumlah tantangan vaksinasi lansia, antara lain mobilitas, yakni keterbatasan fisik dan biaya transportasi. Menurutnya, harus diupayakan adanya kemudahan akses layanan vaksinasi bagi mereka.
Adapun kendala lain terkait vaksinasi lansia adalah mengenai informasi yang keliru tentang vaksinasi. Dalam hal ini, ia berharap peran serta berbagai pihak, termasuk para tokoh agama dan masyarakat dalam membantu memberikan sosialisasi dan edukasi kepada para lansia.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad menggarisbawahi perlunya kemudahan akses layanan vaksinasi bagi lansia tersebut. Ia mengungkap pihaknya juga berupaya memberikan vaksinasi secara door to door (pintu ke pintu), bekerja sama dengan berbagai pihak hingga zonasi terkecil seperti RT dan RW.
"Memasuki PPKM Level 1, kita akan dapat menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan lansia seperti majelis taklim. Dalam kegiatan tersebut bisa diadakan vaksinasi lansia. Upaya jemput bola, semua harus dilakukan agar target dapat dijangkau," tegasnya.
Ia mengatakan kondisi geografis Kepulauan Riau yang berupa kepulauan menjadi tantangan tersendiri dalam hal percepatan vaksinasi. Meski demikian, melalui kerja sama dengan TNI, Polri, Kejaksaan, dan berbagai instansi lainnya, upaya vaksinasi lansia terus dilakukan dengan menyisir pulau-pulau yang ada.
"Vaksinasi lansia harus dengan strategi khusus agar mereka mau dan yakin untuk divaksin. Literasi gencar dilakukan, masyarakat juga kita dorong untuk membawa keluarga lansia untuk divaksinasi," ujar Ansar.
Ansar mengungkap saat ini 63,28% sasaran vaksinasi lansia di wilayahnya telah mendapatkan suntikan pertama dan 42,88% telah divaksin lengkap.
Dalam hal mendorong kemauan lansia mendapatkan vaksinasi, Aktor Senior sekaligus public figure Slamet Raharjo menyebutkan perlunya membentuk pola pikir baru pada lansia. Ia mengatakan, sesungguhnya dalam usaha nasional vaksinasi ini, lansia dapat menjadi garda terdepan dan memberikan contoh kepada yang lebih muda.
"Vaksinasi adalah sebuah keharusan. Bukan karena kita lansia maka dikejar vaksinasi, justru lansia harus punya keikhlasan. Usia bukan jadi halangan untuk berbakti kepada negara," tandasnya.
"Lansia adalah akses tertinggi yang perlu dipelihara pemerintah karena memiliki pengalaman panjang. Karena tua dan berpengalaman, maka kita harus bisa menjaga diri sendiri karena paham pentingnya kesehatan," tambahnya.
Aktor senior yang sudah mendapatkan vaksin lengkap ini menegaskan anggapan bahwa lansia tidak perlu vaksinasi karena sudah tua dan selalu ada di rumah merupakan hal keliru. Justru menurutnya, lansia memiliki risiko tinggi sehingga harus mendapatkan prioritas perlindungan kesehatan.
Sementara itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam sekaligus Vaksinolog, dr Dirga Sakti Rambe turut membahas soal vaksin dosis ketiga (booster) untuk lansia dalam kesempatan ini.
"Secara medis, vaksin booster adalah keniscayaan, karena antibodi kita turun seiring waktu. Namun karena cakupan vaksinasi di Indonesia masih tergolong rendah, maka tahun ini fokus kita adalah pada perluasan vaksinasi. Jadi mari kita ikuti aturan dari pemerintah dan menunggu pengumuman resmi," kata dr Dirga.
Ia mengatakan pemerintah terus mengimbau masyarakat agar mendorong, mengajak dan mendampingi para lansia mendapatkan vaksinasi guna mempercepat cakupan vaksinasi lansia. Menurutnya, hal ini tak hanya berguna untuk perlindungan diri sendiri, namun juga bermanfaat untuk tidak menjadi sumber penularan.
(akn/ega)