1. Udara
Before
17 September lalu, warga sekitar melaporkan kepada detikcom, pembuangan sampah ilegal dan pembakaran di lahan dekat permukiman ini mencemari udara sekitar. Warga resah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
20 September, detikcom mengecek ke lokasi, lahan itu sedang berasap. Bahkan bau asap masih tercium dari kawasan permukiman warga. Asap abu-abu membumbung tinggi dari lahan sampah itu. Enam pemulung di lokasi tampak sedang sibuk memilah dan memindahkan sampah antara yang hendak dibakar dan dijual.
![]() |
![]() |
After
24 September, pengelola lahan sampah itu, Darkim, bersedia menghentikan aktivitas bakar-bakaran. Sudah tidak ada lagi pembakaran sampah di lokasi dekat rumah-rumah warga yang berbatasan dengan Jakarta itu.
"Kemarin Rabu (22/9) sudah ketemu kelurahan, kecamatan, semua. Mereka bilang, pertama, tolong jangan dibakar (sampahnya), ya kami turuti nggak kami bakar," kata Darkim saat ditemui detikcom, 24 September lalu.
![]() |
Kamis (7/10/2021), detikcom mengecek kembali. Tentu saja, bau asap masih tercium dari timbunan karena ini memang tempat pembuangan sampah. Meski demikian, bau sampah sudah tidak separah dua pekan lalu saat pembakaran masih ada.
Darkim dan warga menyatakan sudah tidak ada lagi pembakaran di sini. Maka, pencemaran sudah berkurang. Tak ada lagi asap membumbung dari pembakaran sampah di sini. Udara di permukiman juga tidak tercemar. Warga yang mengidap asma tidak lagi tersiksa.
![]() |
"Kalau memang ada pembakaran mah engap banget ya. Sekarang sudah nggak sih. Biasanya kan ngebul," kata warga setempat yang punya penyakit asma, Aan Sukaeti (40).
2. Pengangkutan sampah
Before
Pengelola lahan sampah ini, Darkim, menjelaskan aktivitas pembakaran dilakukan di tempatnya lantaran sampah menumpuk tanpa ada yang mengangkut ke lokasi lain. Dia meminta agar sampah di sini diangkut supaya tidak ada lagi aktivitas pembakaran.
"Pak Darkim (pengelola sampah) itu kan memilah sampah, terus kan nanti sisa sampah yang nggak bermanfaat itu diangkut (Dinas Lingkungan Hidup Tangerang Selatan). Berarti nanti di sini nggak ada pembakaran," kata Turasman, Ketua RT 07 RW 01 Kelurahan Pondok Betung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, saat ditemui detikcom di kediamannya pada 20 September lalu.
![]() |
Turasman telah berkoordinasi dengan Darkim selaku pengelola lahan sampah tersebut. Ke depan, ia meminta pihak Dinas Lingkungan Hidup Tangsel dapat mengangkut sampah yang tak memiliki nilai guna dari lokasi pembuangan.
After
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangsel menjawab permintaan pengelola lahan sampah itu. Pemkot bersedia menyediakan angkutan sampah supaya tidak ada lagi bakar-bakaran yang mencemari lingkungan warga. Sampah diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang.
"Harapan kami, yang utama, jangan lagi ada sampah yang dibakar terutama sampah residu yang dulunya sebelum kita layani itu dipegang oleh Pak Darkim (pengelola TPS). Kita sudah berkali-kali ingatkan, jangan lagi ada pembakaran sampah," kata Kasie Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Tangsel Rastra Yudhatama saat ditemui detikcom, 28 September.
![]() |
Darkim selalu pengelola lahan sampah itu patuh. Dirinya tidak berani lagi membakar sampah. Armada pengangkutan sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup datang dua hari sekali.
"Iya, saya nggak berani bakar sampai sekarang," kata Darkim saat ditemui detikcom di Pondok Betung, Tangsel, pada Kamis (7/10/2021).
(dnu/dnu)