Mantan Bawahan Ungkap Perintah Nurdin Minta Operasional Rp 2 M ke Kontraktor

Sidang Suap Nurdin Abdullah

Mantan Bawahan Ungkap Perintah Nurdin Minta Operasional Rp 2 M ke Kontraktor

Hermawan Mappiwali - detikNews
Kamis, 07 Okt 2021 15:15 WIB
Mantan Kabiro Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov Sulsel Sari Pudjiastuti (berbaju pink) menjadi saksi kunci di sidang kasus suap Nurdin Abdullah. (Hermawan/detikcom)
Mantan Kabiro Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov Sulsel Sari Pudjiastuti (berbaju pink) menjadi saksi kunci di sidang kasus suap Nurdin Abdullah. (Hermawan/detikcom)
Makassar -

Bekas anak buah Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nonaktif Nurdin Abdullah, yakni mantan Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov Sulsel Sari Pudjiastuti, mengungkap perintah Nurdin untuk meminta dana operasional Rp 2 miliar ke kontraktor. Sari lalu meminta dana itu kepada kontraktor atas nama H Momo dan Hj Indar.

Sari Pudjiastuti bersaksi di sidang lanjutan kasus suap terdakwa Nurdin Abdullah dan terdakwa eks Kadis PUTR Sulsel, Edy Rahmat, di Pengadilan Tipikor Makassar, Kamis (7/10/2021). Dalam kesaksiannya, Sari mengungkapkan ada 3 sampai 4 kali dia diminta menghadap Nurdin di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sulsel. Salah satu yang diingat Sari adalah pada Desember 2020.

"Jadi suatu waktu saya kebetulan ke rumah jabatan melaporkan progres kegiatan yang pernah kami lakukan. Jadi saya disampaikan oleh beliau (Nurdin Abdullah) bahwa beliau membutuhkan biaya operasional Rp 2 miliar," ungkap Sari di persidangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi pernyataan Nurdin, Sari lantas mengaku meminta petunjuk lebih lanjut, yang mana Sari meminta arahan ke kontraktor siapa dia harus meminta.

"Jadi saya menanyakan ke mana saya harus mengupayakan itu, beliau menyampaikan minta tolong ke H Momo dan (PT) Makassar Indah," ungkap Sari.

ADVERTISEMENT

Sari Pudjiastuti Temui H Momo di Parkiran Hotel

Dalam pengakuannya, Sari Pudjiastuti lalu menelepon H Momo usai menerima arahan dari Nurdin agar meminta duit operasional ke kontraktor.

"Saya berusaha memenuhi perintah itu. Jadi yang saya ingat, saya telepon H Momo itu waktu sore menjelang magrib saya telepon di mana beliau berada, beliau sampaikan, saya lagi ada di Makassar Bu Sari, nginap di Hotel Claro," ungkap Sari.

Sari dan H Momo pada akhirnya sepakat bertemu H Momo di basement atau parkiran Hotel Claro. "Saya temui H Momo di basement Hotel Claro sekitar jam 9 (malam) lewat," ungkap Sari.

Sari mengaku diantar ke basement hotel oleh sopirnya bernama Yusri. Sementara H Momo datang dengan pria bernama Boi, yang merupakan orang kepercayaannya.

"Jadi H Momo bersama Pak Boi, tapi yang naik ke mobil saya, H Momo," kata Sari.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saat ditemui H Momo di atas mobilnya, Sari mengaku langsung menyampaikan arahan Nurdin Abdullah.

"Saya kan orangnya to the point, Pak, jadi saya langsung pada inti, Pak Haji saya ada permintaan dari Bapak, saya cuma sebut Bapak, tapi Bapak adalah Gubernur, ada permintaan dari Bapak minta dibantu dana operasional Rp 1 miliar," beber Sari.

Singkat cerita, H Momo menyanggupi permintaan Rp 1 miliar tersebut dengan cara memperkenalkan Sari dengan Boi. Hal ini agar Boy mengurus pemberian uang Rp 1 miliar tersebut.

Selanjutnya, Sari mengambil uang Rp 1 miliar tersebut dari Boi di penginapan Zahira Home Stay di Jalan Urip Sumoharjo, Panakkukang, Makassar. Pengambilan dilakukan beberapa hari setelah pertemuan di basement hotel tersebut.

"Jadi sehari setelah penyampaian saya sudah ada kabar dari Pak Boi, dua hari kira-kira," ungkap Sari lagi.

Sari mengaku sempat menunda penerimaan uang Rp 1 miliar itu karena Nurdin Abdullah saat itu sedang tidak ada di Makassar. Beberapa hari kemudian, saat Nurdin Abdullah sudah ada di Makassar, barulah Sari menghubungi Boy kembali untuk mengambil uang Rp 1 miliar tersebut.

Sari lantas menjemput uang Rp 1 miliar tersebut dari Boi di Zahira Home Stay lalu uang itu diantar Sari Pudjiastuti ke rumah keponakannya di Perumahan Anging Mammiri.

"Saya WA (WhatsApp) Pak Boi, uangnya sudah saya mau ambil (dijawab Pak Boi), 'Siap,'" beber Sari.

Sari Pudjiastuti Juga Ngaku Jemput Rp 1 Miliar ke Hj Indar

Selain menghubungi H Momo, Sari juga mengaku meminta uang operasional Rp 1 miliar untuk Nurdin Abdullah ke PT Makassar Indah, dalam hal ini ke perempuan bernama Hj Indar.

"Jadi cerita setelah saya dapat perintah (dari Nurdin Abdullah), yang saya kenal di Makassar Indah kan ya cuma Hj Indar, saya berusaha cari Bu Indar," ungkap Sari.

Sari mengaku tahu kantor Hj Indar berada di Jalan Yos Sudarso, Makassar. Sari berhasil bertemu dengan Hj Indar di depan kantor Hj Indar.

"Saya takut turun (dari mobil) karena ada anjing, banyak anjing di kantornya. (Hj Indar yang masuk ke mobil saya) jadi saya sampaikan bahwa ada permohonan dari Bapak untuk bisa dibantu uang operasional Rp 1 miliar," ungkap Sari.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Hj Indar, lanjut Sari, tak langsung menyanggupi permintaan uang operasional Rp 1 miliar. Hj Indar menjawab lebih dulu akan bertanya kepada atasannya di PT Makassar Indah, John Theodore.

"Dia bilang saya sampaikan dulu pimpinan, Pak John Theodore," sebut Sari.

Sari mengaku tak lagi menghubungi Hj Indar. Namun setelah menerima uang Rp 1 miliar dari H Momo, Sari mengaku kembali lagi mencari Hj Indar di kantornya.

"Jadi karena sudah ada dari H Momo saya mencoba cari Hj Indar kembali, ternyata sudah siap (uang Rp 1 miliar)," ungkap Sari.

Hj Indar dan Sari kembali bertemu di atas mobil di depan kantor PT Makassar Indah. Saat itu, Hj Indar langsung menyerahkan tas ransel berisi duit Rp 1 miliar kepada Sari Pudjiastuti untuk Nurdin Abdullah.

"Hanya memberikan saja (tangsel isi Rp 1 miliar), ini Bu Sari," kata Sari.

Setelah menerima uang Rp 1 miliar dari Hj Indar, Sari Pudjiastuti mengaku langsung membawa uang itu ke rumah keponakannya lagi di Perumahan Anging Mammiri dan menggabungkan uang tersebut dengan uang pemberian H Momo.

Sari Pudjiastuti Temui Nurdin Abdullah Usai Terima Duit Rp 2 M dari Kontraktor

Sari Pudjiastuti mengaku langsung menemui Nurdin Abdullah di Rujab Gubernur setelah menerima duit Rp 2 miliar dari kontraktor H Momo dan Hj Indar.

"Saya menyampaikan ke Pak Gubernur bahwa dananya sudah ada. Saya ketemu langsung di Rumah Jabatan, saya sampaikan yang diminta sudah ada," ungkap Sari.

Nurdin Abdullah, kata Sari, mengaku akan memerintahkan seseorang untuk mengambil uang Rp 2 miliar tersebut.

"Terus oh iya, nanti ada yang temui Ibu Sari, akan ada orang yang temui saya," ungkap Sari mengulas tanggapan Nurdin Abdullah kalau itu.

Tepat pada Minggu, 20 Desember 2020, lanjut Sari, ajudan Nurdin Abdullah bernama Muhammad Salman Natsir menghubungi Sari. Sari menyebut Salman menghubungi dirinya karena diperintahkan Nurdin Abdullah mengambil uang Rp 2 miliar dari kontraktor tersebut.

Keterangan Sari Pudjiastuti sendiri belum usai karena persidangan dijeda mejelis hakim. Hingga berita ini diturunkan, majelis hakim belum melanjutkan kembali persidangan untuk mendengarkan keterangan lanjutan Sari Pudjiastuti.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads