Kerusuhan di Kabupaten Yahukimo, Papua, mengakibatkan 6 orang tewas dan membuat 41 orang terluka. Insiden berdarah itu disebut terkait dengan wafatnya Abock Busup, eks Bupati Yahukimo.
Diketahui Abock Busup ditemukan meninggal dunia di salah satu hotel di Jakarta. Kepolisian menyebut tak ditemukan bukti kekerasan pada tubuh korban.
Selain itu, tak ditemukan obat-obatan mencurigakan di sekitar jenazah korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun diduga beredar isu-isu liar di Yahukimo terkait kematian Abock Busup. Opini liar tersebut akhirnya membuat sejumlah masyarakat di Yahukimo terprovokasi.
Insiden kerusuhan itu melibatkan Suku Kimyal dan Suku Yali. Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan kedua suku ini disebut sudah lama berseteru.
"Kedua suku ini sudah lama berseteru terkait dengan pilkada hingga masalah lainnya. Ketika ada satu orang dianggap berpengaruh, lalu berkembang opini (yang tidak jelas), (membuat) mereka terpancing," ucap Kombes Kamal saat dihubungi, Selasa (5/10/2021).
![]() |
Kerusuhan bermula saat Suku Kimyal menyerang Suku Yali. Sebagai informasi, Suku Kimyal adalah pendukung Abock Busup.
Selain itu, mencuat kabar Abock Busup meninggal karena terkait serangan menggunakan ilmu magis. Informasi yang tidak terbukti kebenarannya ini diduga menjadi pemicu penyerangan terhadap Suku Yali.
"Ada (kabar Abock Busup meninggal akibat) ilmu santet, atau ilmu gaib, atau sejenis itu. Karena kebetulan yang bersangkutan tak ada luka luar, tak ada kekerasan, sementara pihak keluarga saat kita akan lakukan visum dan autopsi tidak berkenan," kata dia.
Polisi masih menyelidiki kasus kerusuhan tersebut. Sejauh ini telah ada 52 orang yang diamankan polisi.
Polisi masih mencari pihak lain yang terlibat dalam kasus tersebut. Kepolisian masih mengumpulkan alat bukti untuk membuat jelas duduk perkara pemicu kerusuhan tersebut.
"(Perseteruan) Sudah dari lama, termasuk Pilkada 2020 kemarin. Tapi kita tidak bisa serta merta menyimpulkan tanpa ada bukti, petunjuk, dan keterangan para saksi," katanya.
Lihat juga video 'Blak-blakan Ustaz M. Ujang Bustomi: Dukun Santet dan Gaji Youtuber':
Situasi di Distrik Dekai, Yahukimo, begitu mencekam pada Minggu (3/10). Simak di halaman selanjutnya.
Insiden Kerusuhan di Distrik Dekai
Insiden kerusuhan di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Minggu (3/10) sekitar pukul 12.45 WIT. Hari itu situasi di Distrik Dekai, Yahukimo benar-benar mencekam. Awal kericuhan itu diduga dipicu dari kematian mantan Bupati Yahukimo Abock Basup.
"Aksi penyerangan tersebut terjadi terkait berita duka yang diterima oleh masyarakat Suku Kimyal atas meninggalnya mantan Bupati Yahukimo Abock Busup," kata Kombes Kamal, Minggu (3/10).
Kericuhan bermula saat Suku Kimyal melakukan penyerangan terhadap suku Yali di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo. Dua unit mobil berisi massa dari Suku Kimyal mendatangi Suku Yali untuk menyerang.
"Di mana massa suku kimyal yang dipimpin Kepala Suku Umum Kimyal Morome Keya Busup, dengan menggunakan 2 unit mobil minibus membawa alat tajam berupa busur panah dan parang mendatangi masyarakat Suku Yali dan melakukan penyerangan," ucap Kamal.
Polisi sempat menghalau massa dari Suku Kimyal. Namun massa lalu menyerang masyarakat Suku Yali di Hotel Nuri hingga terjadi pembakaran hotel.
Personel Polres Yahukimo kembali menghalau massa. Belum bubar, massa lalu bergerak melalui jalan setapak di belakang barak pemda lama Jalan Jenderal Sudirman, menuju kompleks Sekla Jalan Gunung.
Massa kembali melakukan aksi pembakaran terhadap beberapa rumah milik masyarakat dari suku Yali. Polisi akhirnya berhasil membubarkan massa dan mengamankan 52 orang di antaranya.
Akibat situasi yang mencekam tersebut, lebih dari 4.500 warga mengungsi ke kantor polres dan koramil.
Polisi menjelaskan soal kronologi dan fakta saat Abock Busup ditemukan meninggal di sebuah hotel di Jakarta. Simak di halaman selanjutnya.
Polri Jelaskan Kronologi Kematian Abock Busup
Polri menjelaskan kronologis kematian Abock Busup yang juga menjabat Ketua DPW PAN Papua.
"Kita telah mengetahui bersama kasus penyerangan Gereja GIDI Yahukimo. Salah satu penyebabnya adalah isu tentang meninggalnya saudara Abock Busup. Kita ketahui bersama bahwa memang saudara Abock Busup diketemukan telah meninggal dunia di Hotel Grand Mercure Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, di kamar 1707," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono, Senin (4/10).
Rusdi membeberkan pada Minggu (3/10) sekitar pukul 08.00 WIB, petugas hotel mengetuk pintu kamar 1707 yang dihuni oleh Abock Busup. Namun, tidak ada jawaban dari penghuni kamar.
Setelah itu, petugas hotel mengontak rekan korban bernama Ridwan untuk melaporkan bahwa tidak ada respons dari kamar Abock Busup.
"Oleh karena itu, dari kedua petugas hotel ini menyampaikan kepada rekan korban yaitu saudara Yipwa yang bermalam pada kamar 1725. Tiga orang ini menuju ke kamar 1707," tuturnya.
Rusdi mengatakan ketiga orang itu membuka kamar Abock Busup secara manual. Saat kamar dibuka, Busup ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Berdasarkan keterangan saksi, tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban. Bahkan, obat-obatan yang mencurigakan pun tidak ditemukan.
"Keterangan dari para saksi-saksi ini, tidak ditemukan kekerasan pada tubuh korban. Tidak diketemukan benda-benda lain, tidak ditemukan obat-obat pada sekitar jenazah," terang Rusdi.
Pada pukul 11.00 WIB, jenazah Abock Busup dikirim ke RS Meilia Cibubur untuk penanganan lebih lanjut. Polisi sendiri baru mendapat informasi Abock Busup ditemukan meninggal dunia di Hotel Grand Mercure kamar 1707 pada jam 15.00 WIB.
Polisi lalu mendatangi hotel untuk melakukan olah TKP hingga mengumpulkan alat-alat bukti di sekitar lokasi. Selain itu, polisi juga mendatangi RS Meilia Cibubur.
"Dari keterangan dokter yang menangani atau menerima jenazah di RS Meilia, didapati keterangan bahwa ketika datang, 'dead on arrival'. Artinya korban telah meninggal dunia ketika sampai di rumah sakit," ungkap Rusdi.
Sekitar pukul 24.00 WIB di hari yang sama, jenazah korban diterbangkan ke Jayapura dengan menggunakan pesawat Garuda. Rusdi meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan isu-isu liar mengenai meninggalnya Abock Busup.