Polri bertemu dengan sejumlah perwakilan mantan pegawai KPK yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) untuk membahas perekrutan menjadi ASN di Bareskrim. Pertemuan itu dilaksanakan tadi sore di Biro SDM Mabes Polri.
"Pertemuan antara Polri dan kemudian dengan mantan pegawai KPK. Jadi hari ini Senin sekitar jam 15.15 WIB tadi, ada pertemuan di Biro SDM Mabes Polri. Di As SDM Mabes Polri di ruangannya, di ruang rapat antara Polri yang diwakili oleh As SDM, kemudian Kadivkum, dan juga ada Koorsahli, dan Kadiv Humas," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (4/10/2021).
Argo menyatakan ada 9 dari 57 mantan pegawai KPK yang hadir dalam diskusi tersebut. Dia menyebut kedua belah pihak saling menyampaikan pendapat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi tadi juga dari perwakilan dari teman-teman mantan KPK ada 9 orang. Ada Mas Farid, ada Mas Chandra, Mas Feri, Mas Giri, dan sebagainya di sana. Jadi dalam pertemuan tersebut kita diskusi, kemudian kita juga mendengarkan apa yang mereka sampaikan," tuturnya.
Pertemuan Akan Berlanjut
Lebih lanjut, Argo menjelaskan pertemuan antara Polri dengan mantan pegawai KPK yang bakal direkrut Polri akan diselenggarakan lagi. Argo mengungkapkan akan ada ahli yang dilibatkan dalam pertemuan selanjutnya.
"Dan intinya bahwa pertemuan ini tidak hanya sekali ini dan nanti akan tetap berlanjut. Dan intinya bahwa kita akan membahas berkaitan dengan regulasi secara teknis yang nanti akan melibatkan ahli," jelas Argo.
"Ini nanti kita bertahap kita akan berkomunikasi kembali, pertemuan lagi dan kita melibatkan ahli. Jadi harapan sesegera mungkin untuk bisa mencapai keputusan," imbuhnya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Sebelumnya, Yudi Purnomo, salah satu mantan pegawai KPK yang diberhentikan karena tak lulus TWK untuk alih golongan menjadi aparatur sipil negara (ASN), terbuka untuk diundang berdialog dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Hal itu diungkapkan Yudi saat ditanyai soal tawaran untuk menjadi ASN Polri.
"Kami tentu menghargai niat baik tersebut, sekaligus membuat kita semakin paham bahwa TWK di KPK punya permasalahan serius," ucap Yudi kepada wartawan, Jumat (1/10).
"Pada prinsipnya, kami terbuka dan menunggu untuk diundang dan berdialog serta mendengar lebih rinci secara resmi niat baik Kapolri tersebut," tambah dia.
Yudi mengatakan dia bersama Novel Baswedan dan 55 pegawai KPK lainnya masih meminta masukan dari sejumlah pihak untuk memutuskan sikap atas tawaran Kapolri. Yudi menyebut yang dia dan teman-temannya alami adalah serangan balik dari upaya memberantas korupsi.
"Kami memahami, apa yang terjadi sekarang bukanlah semata soal kepentingan pribadi kami masing-masing, tapi lebih besar dari itu, tentang pemberantasan korupsi yang sedang mengalami serangan balik," kata Yudi.