Ke Mana Novel Baswedan dkk Berlabuh Usai Dipecat KPK?

Round-Up

Ke Mana Novel Baswedan dkk Berlabuh Usai Dipecat KPK?

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 30 Sep 2021 21:03 WIB
Novel Baswedan dan pegawai yang tidak lolos TWK lainnya resmi dipecat KPK hari ini. Mereka sempat meletakkan kartu identitasnya di depan Gedung Merah Putih KPK.
Novel Baswedan beserta 56 pegawai lainnya (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Novel Baswedan dan pegawai yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK) lainnya resmi dipecat KPK hari ini. Setelah meninggalkan lembaga antirasuah itu, ke mana mereka akan berlabuh?

Hari ini, pantauan detikcom di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, pukul 13.35 WIB, Kamis (30/9/2021), Novel dan pegawai lainnya datang dari dalam gedung KPK. Novel dkk sempat meletakkan kartu identitas di depan halaman gedung KPK.

Para pegawai tersebut juga sempat memeluk pegawai lainnya, termasuk petugas sekuriti. Selanjutnya, para pegawai melambai-lambaikan tangan saat meninggalkan gedung KPK.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat di jalan, para pegawai disambut oleh eks pimpinan KPK, yakni Saut Situmorang dan Bambang Widjojanto (BW). Mereka berpelukan seraya mengucapkan selamat tinggal.

Novel Baswedan dan pegawai lainnya terlihat berjalan didampingi keluarganya. Mereka berjalan menuju gedung Dewas KPK atau gedung ACLC.

ADVERTISEMENT

Pemberhentian dilakukan meski pelaksanaan TWK menuai kontroversi. Pengumuman pemberhentian dengan hormat terhadap para pegawai KPK yang tak lolos TWK itu telah disampaikan oleh Wakil Ketua KPK Alexander Marwata pada Rabu (15/9). Dia mengatakan para pegawai KPK yang tak lolos TWK bakal diberhentikan dengan hormat per 30 September 2021, yang artinya hari ini.

"Terhadap enam orang pegawai KPK yang dinyatakan tidak memenuhi syarat dan diberi kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan bela negara dan wawasan kebangsaan namun tidak mengikutinya, maka tidak bisa diangkat sebagai ASN dan akan diberhentikan dengan hormat per 30 September 2021. Memberhentikan dengan hormat kepada 50 orang pegawai KPK yang dinyatakan tidak memenuhi syarat per tanggal 30 September 2021," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di KPK saat itu.

Dukungan Istri Novel Baswedan

Sang istri, Rina Emilda, mengatakan akan terus mendukung Novel bahkan sejak awal bekerja sebagai anggota Polri hingga KPK. Dia mengaku menjemput pemecatan ini dengan bangga karena menilai ada kode etik yang dilanggar pada prosesnya.

"Saya di sini bukan untuk menjemput suami saya, saya mendampingi suami saya sejak menjadi polisi hingga ke KPK hingga hari ini September ini, saya menjemput dengan bangga karena tidak ada kode etik yang dilanggar," kata Emil di gedung Dewas KPK, Jakarta Selatan, Kamis (30/9/2021).

Emil menilai dalam proses tes wawasan kebangsaan (TWK) itu terdapat unsur kesengajaan hingga membuat suaminya tersingkir. Dia menegaskan akan terus mendukung perjuangan Novel di luar KPK.

"TWK yang sudah jelas dilanggar dan ada kesengajaan untuk menyingkirkan suami saya. Dan saya akan terus mendukung perjuangan di luar gedung KPK ini," katanya.

Ke Mana Novel Baswedan dkk Akan Berlabuh?

Novel Baswedan dan 56 pegawai lainnya sempat ditawari oleh Polri untuk direkrut. Namun, untuk saat ini Novel dkk mendirikan Indonesia Memanggil 57+ atau IM57+ sebagai pelabuhan mereka selanjutnya. Institut itu diharapkan menjadi wadah bagi para pegawai yang diberhentikan secara melawan hukum oleh KPK, yang melalui tes wawasan kebangsaan (TWK).

"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, 57 pegawai yang telah disingkirkan dengan ini mendirikan IM57+ Institute, yang demikian ke depannya kita akan menjadi satu wadah untuk bersatu, berkolaborasi melanjutkan kerja-kerja pemberantasan antikorupsi dengan cara kita," kata salah satu pegawai, M Praswad Nugraha, di gedung Dewas KPK, Kamis (30/9/2021).

Simak selengkapnya di halaman berikutnya

Praswad mengatakan proses kerja yang akan ada di IM57+ tentu tidak sama halnya dengan para pimpinan KPK yang dinilai penghianat. Institut ini juga akan digabungkan oleh Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi dengan terus memanfaatkan ilmu-ilmu yang telah didapat selama bekerja di KPK.

"Tentu saja bukan dengan cara-cara pengkhianat, bukan dengan cara para-para manipulator kebenaran, bukan juga dengan cara-cara orang-orang yang menggunakan Pancasila untuk mengkhianati bangsanya sendiri," ujarnya.

"Untuk kemudian selanjutnya kita akan bersatu, dengan teman-teman koalisi masyarakat sipil menggunakan segala resource, segala keahlian, yang sudah kami dapatkan," tambahnya.

Selanjutnya, Praswad menyebut salah satu alasan mendirikan IM57+ Institute ini dikarenakan para pegawai masih merasakan utang kepada rakyat dalam hal pemberantasan korupsi. Dengan ini, para pegawai masih bisa melanjutkan kerjanya, tanpa harus di KPK.

"Kami berutang kepada rakyat Indonesia, hari ini saya sampaikan, bukan rakyat berhutang kepada kami, tapi kami yang berutang kepada rakyat Indonesia. Untuk mengembalikan seluruh ilmu, seluruh pengetahuan, seluruh skill yang kami dapatkan selama 15 tahun, 20 tahun di KPK harus dikembalikan tunai ke rakyat Indonesia," katanya.

Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads