Rukmini Chaimin adalah kekasih Kapten Pierre Tendean semasa hidup. Kisah cinta mereka berakhir pilu setelah Kapten Pierre Tendean gugur dalam tragedi G30S/PKI.
Rukmini Chaimin memiliki nama lengkap Rukmini binti Khaimin, dan lebih dikenal dengan panggilan Mimin. Rukmini Chaimin dikenal sebagai gadis yang lemah lembut. Tak mengherankan jika banyak pria yang jatuh hati kepadanya, termasuk Kapten Pierre Tendean.
Berikut ini sosok Rukmini Chaimin dan kisah cintanya dengan Kapten Pierre Tendean seperti dikutip dari buku berjudul 'Pierre Tendean' karya Masykuri yang dimuat di situs Kemendikbud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkenalan Rukmini Chaimin dengan Kapten Pierre Tendean
Kisah Rukmini Chaimin dan Pierre Tendean bermula dari sebuah kunjungan. Karena tidak ada dinas, saat itu teman-teman Pierre mengajaknya berkunjung ke rumah Rukmini Chaimin.
Dari pertemuan itu, Pierre Tendean sudah mulai tertarik kepada Rukmini Chaimin. Dia tertarik pada kehalusan juga sifat lemah lembut Rukmini Chaimin. Kian hari, hubungan keduanya semakin dekat, mereka pun saling mengikat janji agar bisa hidup bersama, yakni dalam bahtera rumah tangga.
Karena sudah mengikat janji, di waktu senggang Pierre selalu menemui Rukmini Chaimin. Hubungan mereka kian hangat dan tidak mengganggu tugas Pierre. Hal ini karena Pierre Tendean dapat membedakan urusan dinas dan pribadi.
Cerita Pierre Tendean tentang Rukmini Chaimin Lewat Surat
Saat Pierre Tendean bertugas di Medan, dia tetap bersurat kepada saudara-saudaranya di Semarang. Dalam surat, dia kerap menceritakan hubungannya dengan Rukmini Chaimin.
Dia juga menceritakan suka duka menjadi Perwira muda yang menghadapi atasan ataupun bawahan. Pierre Tendean juga bercerita ke keluarganya tentang Rukmini Chaimin.
"Mitz, aku wis ketemu jodoku. Wis yo Mitz, dongakake wae, mugo-mugo kelakon," yang artinya: "Mitz, aku sudah ketemu jodohku. Sudahlah, doakan saja mudah-mudahan tercapai"
Rukmini Chamin Sempat Ditentang Keluarga Pierre
Saat keduanya menjalin hubungan, kehadiran Rukmini Chamin sempat ditentang keluarga Pierre. Keluarganya menganggap mereka tidak bahagia kala bersama. Namun dia berusaha meyakinkan kedua orang tua tentang Rukmini Chamin.
Karena sudah dipertimbangkan dengan baik, hubungan Rukmini Chamin disetujui oleh orang tua Pierre. Keduanya sudah bertekad menentukan tanggal pernikahan. Sayangnya, sebagai Letnan Satu, gaji Pierre tidak seberapa. Dia pun berinisiatif mengemudikan traktor dalam pembuatan jalan di Silang Monas. Hal ini dia lakukan saat malam hari dan dalam kondisi tidak bertugas.
Kandasnya Rencana Pernikahan Rukmini Chaimin dan Pierre Tendean
Setelah melewati perjalanan panjang, pernikahan Rukmini Chamin dan Pierre Tendean rencananya digelar pada November 1965. Sepulang dari Medan, Pierre kembali membicarakan rencana pernikahan dengan ibu Rukmini Chamin.
Saat itu, ibu Rukmini Chamin hanya menasihati Pierre agar tidak berlebihan memuji calon istrinya. Ibunya juga berpesan agar sewajarnya mencintai Rukmini Chamin karena dia sudah melihat banyak kesedihan di masa itu.
Kisah cinta Rukmini Chaimin dan Pierre tendean akhirnya berujung kandas dengan pilu. Pierre Tendean gugur dalam tragedi G30S/PKI. Rukmini Chaimin kehilangan kekasih hatinya saat itu.