Masyarakat di Pekanbaru, Riau, mengeluhkan proyek instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) yang tak kunjung selesai. Musim hujan disebut menjadi 'petaka' bagi masyarakat yang terdampak proyek.
Keluhan masyarakat bukan tanpa alasan. Sebab, saat musim hujan, sebagian jalanan di Kota Pekanbaru tergenang. Tak terkecuali jalan di sekitar proyek IPAL wilayah Kampung Melayu, Sukajadi.
Akibat proyek, sejumlah ruas jalan ditutup. Namun ada pula ruas jalan yang dilakukan sistem buka-tutup untuk mengurai macet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau hujan, jalanan ini tergenang, sangat berbahaya karena banyak lubang sisa dari proyek," kata seorang warga, Hendra, saat ditemui detikcom, Kamis (30/9/2021).
Hendra menyebut kerusakan jalan akibat proyek sudah 2 tahun lebih. Bahkan telah menyebabkan aktivitas di wilayah kerja proyek Balai Infrastruktur Kementerian PUPR macet.
"Beberapa hari lalu juga ada kendaraan terperosok di proyek. Ada motor jatuh karena lubang, sudah lama ini. Warga waswas kalau sudah musim hujan," katanya.
![]() |
Warga lainnya, Haryani, berharap proyek segera tuntas, sehingga ruas-ruas jalan yang rusak, becek, dan berlubang dapat segera diperbaiki.
"Sekarang bukan hanya jalan, Pak. Ekonomi pedagang juga terdampak karena jalan buka-tutup, masyarakat tidak bisa melintas," kata Haryani.
Wanita yang akrab disapa Ani itu meminta Pemerintah Kota Pekanbaru dan pemegang proyek merespons keluhan warga. Pekerjaan yang menutup usaha masyarakat untuk dipercepat penyelesaiannya dan yang rusak segera diperbaiki.
"Secepatnya diperbaiki. Kalau makin lama, kita makin rugi," katanya tegas.
Diketahui, proyek IPAL dibangun di sekitar Kelurahan Sukajadi. Pembangunan proyek dimulai sejak 2 tahun lalu dan sejak saat itu masyarakat mulai mengeluhkan proyek.
Kurangnya perbaikan dan perawatan jalan berulang kali mendapat protes. Beberapa kali juga Dinas PUPR Pekanbaru mengambil tindakan dan menuntut perbaikan jalanan yang rusak.
Simak juga 'Hindari Cuaca Buruk, BMKG Dorong Nelayan Mengakses Info BMKG':