Dibantu 3 Tahanan Lain
Lebih lanjut, Polisi mengatakan Irjen Napoleon tidak beraksi sendirian, melainkan dibantu 3 tahanan lain. Salah satu tahanan yang membantu Napoleon adalah mantan Panglima Laskar FPI Maman Suryadi.
Sedangkan dua tahanan lainnya bukan eks anggota FPI melainkan tersangka dalam kasus pidana umum dan pertanahan. Polisi mengungkapkan Napoleon mengajak Maman agar menakut-nakuti M Kace.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang tiga orang lainnya ini hanya digunakan, untuk memperkuat, kalau bisa saya katakan hanya untuk memperlemah kondisi psikologis daripada korban," ujar Dirtipidum Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi saat dihubungi, Selasa (21/9).
Andi telah mengonfirmasi kalau Maman Suryadi merupakan satu dari tiga tahanan yang diduga ikut menganiaya Kace. Penganiayaan itu diduga berlangsung pada pukul 00.30-01.30 WIB, Kamis (26/8), di kamar isolasi Kace.
Surat Terbuka Irjen Napoleon
Irjen Napoleon Bonaparte akhirnya angkat suara perihal dugaan penganiayaan ini. Irjen Napoleon Bonaparte pun menulis surat terbuka yang disampaikan oleh kuasa hukumnya, Haposan Batubara.
"Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air sebenarnya saya ingin berbicara langsung dengan saudara-saudara semua, namun saat ini saya tidak dapat melakukannya," tulis Napoleon dalam surat terbukanya, Minggu (19/9).
Napoleon menyatakan dalam surat terbuka itu bahwa dirinya lahir dan dibesarkan sebagai seorang muslim. Dia menyebut Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin.
"Alhamdulillah YRA, bahwa saya dilahirkan sebagai seorang muslim dan dibesarkan dalam ketaatan agama Islam yang rahmatan lil alamin," tulis Napoleon.
Napoleon menyatakan siapa pun berhak menghina dirinya namun tidak dengan Allah, Rasulullah, dan Al-Qur'an. Siapa pun yang menghina Allah, dia bersumpah akan melakukan tindakan terukur.
"Siapa pun bisa menghina saya, tapi tidak terhadap Allahku, Al-Qur'an, Rasulullah SAW, dan akidah Islam-ku, karenanya saya bersumpah akan melakukan tindakan terukur apapun kepada siapa saja yang berani melakukannya," ungkapnya.
Napoleon menyebut perbuatan Muhammad Kece sangat membahayakan persatuan dan kerukunan umat beragama di Indonesia. Dia pun menyayangkan konten Kece di media sosial belum dihapus oleh pemerintah.
"Saya sangat menyayangkan bahwa sampai saat ini pemerintah belum juga menghapus semua konten di media, yang telah dibuat dan dipublikasikan oleh manusia-manusia tak beradab itu," imbuhnya.