Prosesi akad nikah di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) mendadak viral di media sosial karena aksi tendangan tanpa bayangan mertua kepada calon menantunya. Usut punya usut, aksi nekat sang mertua terjadi karena mempelai pria dan keluarganya terlambat datang di acara pernikahan.
Awalnya, kedua keluarga mempelai telah bersepakat menggelar akad nikah pada Sabtu (14/8/2021), tepatnya pukul 10.00 Wita. Namun saat hari H pengantin pria dan keluarganya tak kunjung datang sesuai jadwal yang ditetapkan.
Pihak keluarga perempuan lantas menunda acara dan menunggu hingga pukul 12.00 Wita. Lagi-lagi pengantin pria dan keluarganya tak juga datang dan tanpa memberikan alasan yang jelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara diundur lagi hingga pukul 14.00 Wita, dan tetap pengantin pria dan keluarganya tak ada kabar kedatangan.
Dua jam kemudian, atau sekitar pukul 16.00 Wita, barulah pengantin pria dan rombongan keluarga tiba di lokasi prosesi akad nikah, tepatnya di kediaman pengantin wanita di Kelurahan Oimbo, Kecamatan Rasanae Timur.
"Kuriana, mertua dari pelapor, melakukan penganiayaan kepada korban karena merasa dipermainkan pada hari pernikahan tersebut, yang mana pada saat itu ada empat kali penundaan akad nikah karena pengantin laki-laki tidak hadir sesuai waktu yang disepakati dan begitu juga petugas KUA empat kali bolak-balik karena pengantin laki-laki tidak datang," kata Kasi Humas Polres Bima Kota Iptu Jufri, Selasa (28/9/2021).
Ketika prosesi akad nikah berlangsung, antara pengantin pria Armanul Hakim dan mertua Kuriana duduk berhadapan. Di samping mereka, ada petugas KUA dan saksi-saksi dari kedua belah pihak.
Di tengah prosesi, terlihat melafazkan kalimat syahadat tanda upacara sakral dimulai. Namun, di pengujung kalimat itu, Kuriana mengucapkan kata 'bote', yang berarti monyet dalam bahasa Bima.
"Sebelum penganiayaan berlangsung tiba-tiba keluarga dari korban melontarkan kata-kata yang kurang enak didengar oleh terlapor, sehingga saat terlapor mengucapkan lafadz kalimat syahadat di akhir kalimat langsung mengucapkan kata-kata 'bote', artinya monyet. Akhirnya saat itu suasana menjadi ricuh. Selanjutnya, terlapor bangun dari duduknya. Karena emosi, lalu menendang ke arah kepala Armanul Hakim," ulas Jufri.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.