Masjid Raya Makassar belum lama ini menjadi sorotan publik usai seorang pemuda berinisial KB (22) membakar mimbar hingga Al-Qur'an di dalamnya. Ternyata masjid ini merupakan saksi bisu sejarah, mulai dari tempat para pejuang berkumpul untuk melawan tentara KNIL Belanda hingga tempat diselenggarakannya Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional pertama kali.
Sekretaris Masjid Raya Makassar Muh. Said mengatakan masjid ini pertama kali dibangun pada 1947. Masjid ini pada awalnya diberi nama 'Masjid Perjuangan' karena jadi tempat melawan Belanda.
"Memang masjid ini dijadikan tempat perjuangan melawan KNIL (tentara Kerajaan Hindia Belanda), Belanda kan lewat mi, yang datang itu adalah KNIL, orang-orangnya juga Belanda. Dia mau kembali supaya penjajahan tetap," ucap Said saat berbincang dengan detikcom, Selasa (28/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Saat pertama kali dibangun, lanjut Said, Masjid Raya Makassar hanya terdiri dari satu lantai, yang mana panitia pembangunannya berjumlah 28 orang dan dipimpin ulama asal Sumatera Barat, H. Mukhtar Luthfi. Seorang warga Belanda ternyata juga turut terlibat sebagai panitia pembangunan masjid saat itu.
"Panitia pembangunannya tahun 1947 itu orang Belanda yang bikin, bersama orang orang Sulawesi Selatan. Karena dia (orang Belanda) itu yang pintar soal bangunan," ucap Said.
Ketua Masjid Raya Makassar Mukhtar Luthfi Gugur Ditembak Belanda
Said juga mengungkapkan peristiwa yang menimpa ketua panitia pembangunan Masjid Raya Maksud Mukhtar Lutfi yang gugur usai ditembak KNIL.
"Datang KNIL, ditembak ketuanya di sini, orang Sumatera itu, Mukhtar Lutfi," tutur Said.
![]() |
Dia mengatakan ulama Minangkabau itu awalnya melakukan pidato di Masjid Raya Makassar pada 1950. Said menyebut Mukhtar, yang juga ketua masjid, berpidato agar tak ada pedagang yang berjualan makanan ke asrama KNIL.
"Dia bilang jangan ada penjual sayur, ikan, beras di dalam asrama itu, asrama KNIL. Dia pidato, bahwa jangan ada penjual makanan ikan, sayur, beras di daerah itu," ungkapnya.
Pidato tersebut ternyata membuat KNIL marah dan mencari sang ulama. Luthfi lalu ditemukan di rumahnya sehingga langsung ditembak.
"Di lantai 1 di situ pidato Mukhtar Luthfi, malamnya itu ditembak di rumahnya," ucap Said.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Masjid Raya Makassar Jadi Lokasi MTQ Nasional Pertama
Selain menyimpan sejarah perjuangan warga Makassar melawan Belanda, Masjid Raya Makassar juga menjadi tempat pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional pertama.
"1967 MTQ pertama di Indonesia," ucap Said.
![]() |
Dia mengatakan MTQ memang berasal dari Sulawesi Selatan yang awalnya kerap digelar dari Kabupaten satu ke Kabupaten lainnya. Pelaksanaan MTQ itu kemudian turut digelar di tingkat nasional.
"Ditunjuk Sulawesi Selatan karena Sulawesi Selatan yang pertama mengadakan (MTQ) itulah diikuti oleh nasional," pungkas Said.
Untuk diketahui, Masjid Raya Makassar berada di Kelurahan Bontoala, Kecamatan Bontoala, Makassar. Masjid ini terdiri dari dua lantai, yang mana lantai dua menjadi tempat utama jemaah melaksanakan salat.
![]() |
Masjid ini menjadi perbincangan karena mimbarnya dibakar oleh pria berinisial KB (22) pada Sabtu (25/9) dini hari. KB merasa kesal dan sakit hati karena kerap ditegur saat tidur di pelataran masjid.
Di bagian tembok depan masjid, dituliskan 28 panitia pembangunan masjid. Mereka adalah H. Mukhtar Luthfi, H Lotang, Husain Dg Nuntung, Muhammad Idris Dg Kulle, H Muchlis, Fazal Muhammad, S Djafar Aidid, H Lala, dan Sultan Kaharuddin.
Selanjutnya ada pula Andi Idjo Raja Goa, A. Hamid Dg Magassing, M Hamelink, A. Waris, Maladjong Dg Liwang. Kemudian Dr J. Van Der Zwaal, Mr Teng Tjin Leng, The Peng Joe, H. M. Saleh Dg Tikka, Abdullah, Muhammad Al Baddaar, dan Andi Hakim.
Nama-nama selanjutnya adalah H Mansur Dg Tompo, Andi Rahim Mohiddin, M Akib, H Ahmad Bone, M Suid Efendi, M Daniyal, dan H. M Mattewakang.