Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap DPR RI dan partai politik di Indonesia berdasarkan survei indikator lebih rendah dibanding DPD. Partai NasDem meminta para kader mereka untuk tidak berperilaku menyesatkan partai.
Kader NasDem harus mengetahui takaran-takaran toleransi dan batas-batas kepatutan di masyarakat. Sebab, jika batas kepatutan dilangkahi bisa mempermalukan diri sendiri.
"Tidak sedikit saudara-saudara kita, kader-kader kita, yang terjebak dengan permasalahan karena melakukan tindakan melebihi kewajaran di masyarakat," kata Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali dalam keterangannya, Senin (27/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Peristiwa itu harus menjadi pelajaran buat kita semua, buat saya, yang diberikan kekuasaan oleh rakyat untuk jangan lupa diri dan melakukan perilaku yang menyesatkan partai, serta mempermalukan diri sendiri," sambung dia mengingatkan.
Pesan tersebut disampaikan dalam Workshop Nasional Fraksi NasDem di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (26/9). Menurut Ahmad Ali, ada beberapa perilaku yang menyebabkan tingkat kepercayaan publik ke DPR dan partai rendah, yakni koruptif, eksklusif, dan suka berbohong.
"Perilaku ini yang membuat kita semakin berjarak dengan masyarakat. Perilaku ini yang membuat lembaga DPR semakin dijauhi oleh rakyat," sebutnya.
Acara workshop Fraksi NasDem itu digelar sejak 24 September 2021 hingga hari ini. Pesertanya adalah anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota dari 10 provinsi, yakni Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.
Ahmad Ali juga mengajak NasDem dan seluruh kadernya untuk memperbaiki diri. Pendekatan kembali dengan masyarakat harus terus dilakukan.
"Maka, partai politik bersama anggotanya harus mulai berbenah diri, melakukan pendekatan, dan mengubah perilaku," ucap Ketua Fraksi Partai NasDem DPR itu.
Simak video 'Survei Indikator: Kepuasan Akan Kinerja Jokowi & Kepercayaan pada KPK Turun':