Asal Usul Pistol di Dugaan Penganiayaan Anggota DPRD Tangerang Epa Emilia

Rakha Arlyanto Darmawan - detikNews
Jumat, 24 Sep 2021 09:06 WIB
Anggota DPRD Kota Tangerang Epa Emilia (kiri) dan sopirnya, Pabuadi menjelaskan kronologi kasus yang bikin dirinya dipolisikan. (Rakha Arlyanto/detikcom)
Tangerang -

Anggota DPRD Kota Tangerang Epa Emilia dilaporkan atas dugaan penganiayaan Jopi Amir (26). Dalam laporannya, Jopi Amir menyebutkan dipukul menggunakan senjata api.

Terkait senjata api tersebut, Epa Emilia buka suara. Epa Emilia menyebutkan bahwa senjata api tersebut adalah pistol mainan.

Semula Epa Emilia menjelaskan adanya kontak fisik Jopi Amir dengan sopirnya, Pabuadi. Saat itu Pabuadi mengeluarkan pistol dan memukulkan ke kepala Jopi.

"Hingga Pabuadi meronta dan terjadilah baku hantam saat itu. Saat itulah Pabuadi mengeluarkan pistol mainan yang dipukulkan secara refleks mengenai kepala Jopi yang sedang memelintir tangan saya," kata Epa Emilia kepada wartawan di Tangerang, Kamis (23/9/2021) malam.

Menurut Epa Emilia, Jopi Amir kemudian melepaskan tangannya. Hingga akhirnya kedua pihak sepakat damai saat itu. Peristiwa ini terjadi pada Minggu (19/9).

"Kemudian Jopi melepaskan pelintiran dan bilang, 'Ini kita hanya salah paham, Bang. Marilah berdamai secara kekeluargaan.' Lalu dibuatlah surat pernyataan damai karena ini adalah suatu kesalahpahaman, surat pernyataan damainya ini sudah dibuat," kata Epa sambil memperlihatkan surat pernyataan damai.

Senjata Milik Pabuadi

Dalam kesempatan yang sama, Pabuadi mengakui pistol itu miliknya.

"Iya, punya saya. Atas nama saya," kata Pabuadi.

Pabuadi mengatakan memiliki izin kepemilikan senjata tersebut. Senjata api tersebut kini disita polisi.

"Iya (izin) kepemilikan. (Izin) di Polda, ada suratnya. Dan senjata sudah saya serahkan ke Polres saat laporan, karena memang permintaan dari Polres sementara itu untuk sementara disita," jelas Pabuadi.

Pabuadi mengakui dirinyalah yang memukul Jopi secara refleks dengan senjata tersebut. Pabuadi mengaku mengeluarkan senjata api bukan untuk menakut-nakuti, namun karena dirinya merasa terancam.

"Nggak nakutin, karena di sana saya merasa terancam, dia di dalem sendiri mereka lima orang. Saya suruh lepas nggak, lepas tangan Bu Epa. Saya secara refleks pukul dia karena saya dilihat di sana banyak besi-besi. Saya khawatir saya dikeroyok. Saya pukullah dia. Setelah dia lihat yang saya pegang senjata dia bilang, 'Bang ini salah paham... ini salah paham'," paparnya.

Lihat juga video 'Kesal Tak Dipinjami Korek, Ketua RT di Makassar Aniaya Mahasiswa':



Baca di halaman selanjutnya, Pabuadi sudah 1 tahun pegang pistol




(mea/fjp)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork