Permintaan bantuan dana operasional dan bantuan masjid lagi-lagi terungkap dalam sidang kasus suap Gubernur Sulawesi Selatan nonaktif Nurdin Abdullah. Kontraktor bernama Nurwadi bin Pakki atau H Momo mengaku memberikan bantuan sebesar SGD 200 ribu ke Nurdin untuk pembangunan masjid.
Momo menjadi saksi dalam sidang lanjutan kasus suap Nurdin di Pengadilan Tipikor Makassar, Rabu (22/9/2021). Momo mengaku dua kali memberikan bantuan untuk Nurdin, yakni sebesar Rp 1 miliar untuk bantuan operasional dan sebesar SGD 200 ribu untuk pembangunan masjid.
Bantuan operasional Rp 1 miliar itu diberikan pada Desember 2020. Pada Januari 2021, Momo memberikan SGD 200 ribu kepada Nurdin melalui Syamsul Bahri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Momo menjelaskan bantuan tersebut itu bermula ketika kerabat Nurdin bernama Ikbal menemuinya di salah satu warung kopi di Makassar. Ikbal merupakan saudara istri Nurdin, Lestiati Pachruddin.
"Itu ada saudara Ikbal, saudaranya Ibu Gubernur, iya betul (saudara kandung Lestiati Pachruddin), itu yang minta ke saya di salah satu kedai kopi, warung kopi lah. Ini Pak Ikbal dia bilang, 'nanti kalau ada rezeki tolong dibantu saya untuk operasional'," kata Momo di persidangan.
Momo kemudian menjelaskan bantuan itu ialah bantuan masjid yang akan diberikan Nurdin saat berkunjung ke daerah-daerah di Sulsel.
"Disampaikan ke saya, 'Pak, ini kan awal tahun bapak selalu keluar kota. Biasa bapak selalu bantu orang, selalu bantu kalau ada pembangunan masjid'. Itu bahasanya ke saya, 'Pak, kalau bisa bantu'. Bahasanya saudara Ikbal, 'kalau ada rezeki'," ungkap Momo.
Momo mengaku memang sudah mengenal Ikbal sebelumnya. Dia pun menyanggupi permintaan Ikbal dengan kesepakatan uang tersebut diberikan kepada ajudan Nurdin, Syamsul Bahri, apabila sudah siap.
Kemudian, Momo lagi-lagi meminta orang kepercayaannya, Parakkasi alias H Boi, agar menyiapkan uang tersebut. Boi kemudian mengemas uang pecahan SGD 1.000 ke dalam amplop sebanyak 200 lembar.
Jaksa kemudian mencecar mengapa diberikan dalam bentuk dollar Singapura. Momo mengaku tak ada maksud tertentu, hanya supaya lebih mudah dibawa.
"Supaya senang (mudah karena tipis) dibawa, Pak," katanya.
Selanjutnya, amplop berisi SGD 200 ribu itu dibawa Momo, yang didampingi Boi, ke rumah Syamsul Bahri di kawasan Jalan Faisal, Makassar. Boi lalu menyerahkannya ke Syamsul, sambil menyampaikan bahwa uang tersebut merupakan uang yang diminta oleh Ikbal untuk dipergunakan oleh Nurdin membantu pembangunan masjid.
"Bilang, 'ini ada disuruh Pak Ikbal dikasih ke Bapak'. Dia bilang, 'oh iya, nanti saya simpan'," tutur Momo sambil menirukan pernyataan Syamsul.
Apakah Momo mengharapkan sesuatu, hingga bersedia memberikan uang SGD 200 ribu untuk Nurdin? Baca di halaman berikutnya.